Rupiah menguat pasca pernyataan pejabat The Fed
27 Mei 2021 10:23 WIB
Dokumentasi - Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, bergerak menguat setelah pernyataan pejabat bank sentral AS The Federal Reserve.
Pada pukul 10.07 WIB, rupiah menguat 9 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.319 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.328 per dolar AS.
"Dolar AS outlooknya menguat pasca pernyataan pejabat The Federal Reserve Randal Quarles yang dipandang cenderung hawkish (pengetatan)," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Quarles mengatakan bahwa dia siap membuka pembicaraan tentang pengurangan beberapa dukungan darurat bank sentral AS untuk ekonomi meskipun dia menjelaskan rencana The Fed akan berjalan jika ekonomi menguat ke depannya dan harga-harga naik.
Selanjutnya pada hari ini pasar akan mencari katalis dari sejumlah data ekonomi AS seperti Prelim GDP, Unemployment Claims, dan Durable Goods Orders yang dirilis nanti malam.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 90,067, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,042.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,581 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,574 persen.
Rilis inflasi pada Jumat (28/5) akan diawasi ketat oleh The Fed. Jika lebih kuat dari yang diharapkan, imbal hasil obligasi bisa naik dan menggerakkan dolar lebih tinggi. Jika melemah, prospek suku bunga rendah The Fed dapat berlanjut dan tren turun dolar dapat berlanjut.
Pada Selasa (25/5) lalu, rupiah ditutup menguat 27 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp14.328 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.355 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah berpotensi menguat, seiring redanya kekhawatiran inflasi AS
Baca juga: Rupiah awal pekan ditutup stagnan, di tengah pelemahan dolar
Baca juga: Rupiah ditutup merosot, dipicu risalah bank sentral AS soal "tapering"
Pada pukul 10.07 WIB, rupiah menguat 9 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.319 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.328 per dolar AS.
"Dolar AS outlooknya menguat pasca pernyataan pejabat The Federal Reserve Randal Quarles yang dipandang cenderung hawkish (pengetatan)," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Quarles mengatakan bahwa dia siap membuka pembicaraan tentang pengurangan beberapa dukungan darurat bank sentral AS untuk ekonomi meskipun dia menjelaskan rencana The Fed akan berjalan jika ekonomi menguat ke depannya dan harga-harga naik.
Selanjutnya pada hari ini pasar akan mencari katalis dari sejumlah data ekonomi AS seperti Prelim GDP, Unemployment Claims, dan Durable Goods Orders yang dirilis nanti malam.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 90,067, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,042.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,581 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,574 persen.
Rilis inflasi pada Jumat (28/5) akan diawasi ketat oleh The Fed. Jika lebih kuat dari yang diharapkan, imbal hasil obligasi bisa naik dan menggerakkan dolar lebih tinggi. Jika melemah, prospek suku bunga rendah The Fed dapat berlanjut dan tren turun dolar dapat berlanjut.
Pada Selasa (25/5) lalu, rupiah ditutup menguat 27 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp14.328 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.355 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah berpotensi menguat, seiring redanya kekhawatiran inflasi AS
Baca juga: Rupiah awal pekan ditutup stagnan, di tengah pelemahan dolar
Baca juga: Rupiah ditutup merosot, dipicu risalah bank sentral AS soal "tapering"
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: