Kemendag-KBRI Canberra fasilitasi kerja sama pebisnis RI-Australia
26 Mei 2021 19:00 WIB
Penandatanganan MoU perdagangan antara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI/Persero) dengan salah satu perusahaan milik diaspora Indonesia di Australia, yaitu N Brothers Ltd/Import Station Trading Pty Ltd, di KBRI Canberra, Selasa (25/5/2021). (HO-KBRI Canberra)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan RI bekerja sama dengan KBRI Canberra telah memfasilitasi kegiatan penandatanganan secara daring nota kesepahaman (MoU) Kerja Sama Dagang antara BUMN PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI/Persero) dengan salah satu perusahaan milik diaspora Indonesia di Australia, yaitu N Brothers Ltd/Import Station Trading Pty Ltd.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Direktur Komersial & Pengembangan PT PPI dan Managing Director N Brothers Pty Ltd/ Import Station Pty Ltd, dan disaksikan antara lain oleh Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu Y Kristiarto S. Legowo, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Didi Sumedi, Dirut PT PPI, DCM KBRI Canberra, Atase Perdagangan KBRI Canberra, dan Kepala ITPC Sydney.
Berdasarkan keterangan KBRI Canberra, Rabu, kerja sama itu merefleksikan komitmen bersama untuk tetap meningkatkan upaya diplomasi ekonomi dan promosi perdagangan, khususnya di Australia sesuai dengan tuntutan dan perkembangan global, serta sejalan dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang telah berlaku efektif sejak 5 Juli 2020.
Sementara itu, Kemendag selalu mendukung setiap upaya peningkatan ekspor Indonesia ke Australia melalui fasilitasi berbagai inisiatif kegiatan seperti mendorong kerja sama dagang, business matching, forum bisnis, pelatihan ekspor, dukungan pameran, pendampingan/advokasi, serta promosi dagang bagi dunia usaha Indonesia di pasar Australia.
“Peran dan kekuatan diaspora pengusaha Indonesia di Australia sangat penting dalam mendorong upaya peningkatan ekspor produk Indonesia ke Negeri Kanguru,” ujar Dirjen PEN Didi Sumedi.
Kondisi hubungan ekonomi Indonesia-Australia dinilai dapat terus ditingkatkan dengan memanfaatkan implementasi IA-CEPA dan berbagai skema fasilitasi dagang lainnya termasuk kegiatan promosi dagang, kerja sama dagang, kegiatan imbal dagang saling menguntungkan, serta peningkatan ekspor produk UKM ke pasar Australia.
“IA-CEPA tentunya tidak hanya ditujukan untuk memperoleh keuntungan bisnis semata, tetapi diyakini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan dalam konteks mendorong pemulihan ekonomi di tengah masa pendemi COVID-19,” tutur Dubes Legowo.
Melalui kemitraan tersebut, diyakini bahwa PT PPI yang merupakan BUMN di bidang perdagangan dalam negeri dan internasional, dan telah berdiri sejak 2003, diharapkan dapat lebih memanfaatkan peluang pasar Australia.
“Kolaborasi ini juga diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan ekspor produk Indonesia ke Australia, termasuk produk UKM melalui berbagai mekanisme perdagangan yang tersedia, salah satunya dengan imbal dagang,” kata Atase Perdagangan KBRI Canberra Agung Wicaksono.
Produk Indonesia saat ini semakin banyak dijumpai di pasar Australia. Kepala ITPC Sydney Ayu Siti Maryam optimistis bahwa produk-produk yang akan diimpor oleh N Brothers dari Indonesia melalui PT PPI akan menambah daya saing produk Indonesia di Australia dan meningkatkan kapasitasnya dalam memenuhi permintaan pasar Australia.
Selain kegiatan penandatanganan kerja sama dagang, KBRI Canberra dan ITPC Sydney juga sebelumnya memberikan fasilitasi berupa promosi bagi Import Station Trading Pty Ltd dan N Brothers beserta mitranya Cendani Pty Ltd pada pameran dagang Sydney Home Show, 21-23 Mei 2021.
Meskipun di tengah pandemi, Indonesia dan Australia tetap berupaya meningkatkan performa perdagangan dan investasi. Upaya ini menjadi semakin penting untuk mendorong percepatan pemulihan perekonomian kedua negara pasca COVID-19.
Nilai ekspor non-migas Indonesia ke Australia tercatat sebesar 2,41 miliar dolar AS (sekitar Rp34,4 triliun) pada 2020, meningkat sebesar 14.52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ekspor Indonesia ke Australia pada 2020 memberikan kontribusi pada penurunan atau berkurangnya defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Australia sekitar 36 persen.
Hingga saat ini, peningkatan kinerja ekspor Indonesia ke Australia masih berlangsung, berdasarkan statistik akhir Maret 2021.
Pada triwulan I tahun ini, total ekspor Indonesia ke Australia tercatat sekitar 802 juta dolar AS (sekira Rp11,4 triliun) atau naik sebesar 56.81 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor non-migas Indonesia ke Australia tercatat sebesar 664 juta dolar AS (sekitar Rp9,5 triliun) atau meningkat sebesar 31.27 persen dibanding periode yang sama sebelumnya.
Ekspor utama Indonesia ke Australia antara lain produk metal, kayu, reception apparatus for television dan pupuk. Sementara impor utama Australia dari Indonesia yaitu petroleum, batu bara, ternak, bijih besi, serta konsentrasi gandum dan mesin.
Baca juga: Peneliti: Kemitraan RI-Australia solusi mahalnya harga daging sapi
Baca juga: Mendag dorong otomotif Jepang di Indonesia ekspor mobil ke Australia
Baca juga: Indonesia dapat manfaatkan IA-CEPA perluas aktivitas dagang di Pasifik
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Direktur Komersial & Pengembangan PT PPI dan Managing Director N Brothers Pty Ltd/ Import Station Pty Ltd, dan disaksikan antara lain oleh Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu Y Kristiarto S. Legowo, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Didi Sumedi, Dirut PT PPI, DCM KBRI Canberra, Atase Perdagangan KBRI Canberra, dan Kepala ITPC Sydney.
Berdasarkan keterangan KBRI Canberra, Rabu, kerja sama itu merefleksikan komitmen bersama untuk tetap meningkatkan upaya diplomasi ekonomi dan promosi perdagangan, khususnya di Australia sesuai dengan tuntutan dan perkembangan global, serta sejalan dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) yang telah berlaku efektif sejak 5 Juli 2020.
Sementara itu, Kemendag selalu mendukung setiap upaya peningkatan ekspor Indonesia ke Australia melalui fasilitasi berbagai inisiatif kegiatan seperti mendorong kerja sama dagang, business matching, forum bisnis, pelatihan ekspor, dukungan pameran, pendampingan/advokasi, serta promosi dagang bagi dunia usaha Indonesia di pasar Australia.
“Peran dan kekuatan diaspora pengusaha Indonesia di Australia sangat penting dalam mendorong upaya peningkatan ekspor produk Indonesia ke Negeri Kanguru,” ujar Dirjen PEN Didi Sumedi.
Kondisi hubungan ekonomi Indonesia-Australia dinilai dapat terus ditingkatkan dengan memanfaatkan implementasi IA-CEPA dan berbagai skema fasilitasi dagang lainnya termasuk kegiatan promosi dagang, kerja sama dagang, kegiatan imbal dagang saling menguntungkan, serta peningkatan ekspor produk UKM ke pasar Australia.
“IA-CEPA tentunya tidak hanya ditujukan untuk memperoleh keuntungan bisnis semata, tetapi diyakini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan dalam konteks mendorong pemulihan ekonomi di tengah masa pendemi COVID-19,” tutur Dubes Legowo.
Melalui kemitraan tersebut, diyakini bahwa PT PPI yang merupakan BUMN di bidang perdagangan dalam negeri dan internasional, dan telah berdiri sejak 2003, diharapkan dapat lebih memanfaatkan peluang pasar Australia.
“Kolaborasi ini juga diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan ekspor produk Indonesia ke Australia, termasuk produk UKM melalui berbagai mekanisme perdagangan yang tersedia, salah satunya dengan imbal dagang,” kata Atase Perdagangan KBRI Canberra Agung Wicaksono.
Produk Indonesia saat ini semakin banyak dijumpai di pasar Australia. Kepala ITPC Sydney Ayu Siti Maryam optimistis bahwa produk-produk yang akan diimpor oleh N Brothers dari Indonesia melalui PT PPI akan menambah daya saing produk Indonesia di Australia dan meningkatkan kapasitasnya dalam memenuhi permintaan pasar Australia.
Selain kegiatan penandatanganan kerja sama dagang, KBRI Canberra dan ITPC Sydney juga sebelumnya memberikan fasilitasi berupa promosi bagi Import Station Trading Pty Ltd dan N Brothers beserta mitranya Cendani Pty Ltd pada pameran dagang Sydney Home Show, 21-23 Mei 2021.
Meskipun di tengah pandemi, Indonesia dan Australia tetap berupaya meningkatkan performa perdagangan dan investasi. Upaya ini menjadi semakin penting untuk mendorong percepatan pemulihan perekonomian kedua negara pasca COVID-19.
Nilai ekspor non-migas Indonesia ke Australia tercatat sebesar 2,41 miliar dolar AS (sekitar Rp34,4 triliun) pada 2020, meningkat sebesar 14.52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ekspor Indonesia ke Australia pada 2020 memberikan kontribusi pada penurunan atau berkurangnya defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Australia sekitar 36 persen.
Hingga saat ini, peningkatan kinerja ekspor Indonesia ke Australia masih berlangsung, berdasarkan statistik akhir Maret 2021.
Pada triwulan I tahun ini, total ekspor Indonesia ke Australia tercatat sekitar 802 juta dolar AS (sekira Rp11,4 triliun) atau naik sebesar 56.81 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor non-migas Indonesia ke Australia tercatat sebesar 664 juta dolar AS (sekitar Rp9,5 triliun) atau meningkat sebesar 31.27 persen dibanding periode yang sama sebelumnya.
Ekspor utama Indonesia ke Australia antara lain produk metal, kayu, reception apparatus for television dan pupuk. Sementara impor utama Australia dari Indonesia yaitu petroleum, batu bara, ternak, bijih besi, serta konsentrasi gandum dan mesin.
Baca juga: Peneliti: Kemitraan RI-Australia solusi mahalnya harga daging sapi
Baca juga: Mendag dorong otomotif Jepang di Indonesia ekspor mobil ke Australia
Baca juga: Indonesia dapat manfaatkan IA-CEPA perluas aktivitas dagang di Pasifik
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: