Manokwari (ANTARA) - Gubernur Provinsi Papua Barat Dominggus Mandacan, di Manokwari, Selasa, menerima rencana induk pendirian SMA Taruna Kasuari Nusantara dari tim penyusun yang sudah merampungkannya.

"Ini sangat penting, kita lagi bicara masa depan provinsi kita dengan menginvestasikan sumber daya manusia (SDM)," kata gubernur.

Gubernur meminta kepada tim besar penyusun pendirian SMA Taruna Kasuari Nusantara itu agar benar-benar memahami dokumen induk tersebut sebagai dasar dalam membangun dan mengembangkan sekolah unggulan tersebut.

"Saya ingin sekolah ini menjamin kualitas, bukan sekedar kelulusan. Sehingga dengan kualitas, itu dapat menjadi jembatan menuju keprofesionalan di masa mendatang," kata gubernur.

Sederhananya, kata dia, melalui sekolah itu ingin membiasakan disiplin, membangun budi pekerti luhur, mengerti teknologi dan memiliki jiwa kewirausahaan.

"Papua Barat ini kaya akan sumber daya alam, jika tidak menginvestasikan peningkatan kapasitas SDM sejak dini, kita akan benar-benar tertinggal di provinsi yang kita cintai ini," kata Dominggus Mandacan.

Sementara itu Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangda) Provinsi Papua Barat, Charlie D. Heatubun, selaku penanggung jawab penyusunan rencana induk mengatakan tim ini dapat menyelesaikan tepat waktu meski di tengah situasi pandemi COVID-19.

"Rencana induk ini sebagai pedoman untuk proses selanjutnya dimana telah disusun berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah mulai dari pengumpulan data, analisis dan penulisannya," katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa rencana induk itu akan menjadi pedoman umum dan kalau tidak mengikutinya akan keluar dari visi dan misi pendirian SMA Taruna Kasuari Nusantara.

"Apalagi sekolah ini sudah mulai beroperasi pada bulan depan," katanya.

Ia juga menambahkan bahwa rencana induk juga menekankan pada pendekatan “stepwise”, yang artinya pengelola SMA akan melakukan perbaikan secara terus menerus berdasarkan hasil monitoring, evaluasi dan pembelajaran.

"Jadi sambil berjalan, proses evaluasi dan pebaikan pun akan dilakukan sampai pada kondisi optimal sebagai standar pengelolaan sekolah khusus ini," demikian Charlie Heatubun.

Baca juga: Tidak ada sekolah unggulan di Papua Barat

Baca juga: Agar bisa UNBK, Papua Barat ingin seluruh SMA-SMK miliki komputer

Baca juga: Panglima TNI sebut Pradita Dirgantara contoh SMA unggul di Papua Barat


Baca juga: Jadi calon pilot, 10 pemuda Papua-Papua Barat belajar di LIFT Lombok