Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian, MS Hidayat, menilai, daya saing industri nasional termasuk yang terendah di ASEAN, di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand, akibat buruknya infrastruktur penunjang industri, seperti ketidakpastian pasokan energi dan rusaknya akses jalan ke pabrik.

"Saya dengar Singapura saat ini pertumbuhan industrinya sudah di atas 10 persen, Malaysia sudah di atas enam persen, Thailand delapan persen. Daya saing mereka bisa meningkat signifikan, meskipun pada saat krisis kemarin kita yang paling unggul," ujarnya di sela-sela acara buka bersama di Jakarta, Selasa.

Pemerintah tahun ini menargetkan pertumbuhan industri mencapai 4,5 persen, naik dibanding tahun lalu sekitar 2,5 persen.

Hidayat menuturkan, saat ini negara tetangga di ASEAN mulai menyaingi manufaktur Indonesia. Untuk itu, kata dia, Hidayat meminta semua pihak menjaga alur pertumbuhan industri nasional.

Hidayat mengakui rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) 15 persen pada tahun depan bakal makin menekan daya saing industri, karena pemerintah telah menaikkan TDL pada Juli lalu, maksimal 18 persen.

Namun dia menilai kenaikan TDL tahun depan masih sebatas wacana yang dilontarkan Menteri Keuangan, Agus Martowardojo. Artinya, pemerintah belum memutuskan opsi untuk mengurangi beban subsidi APBN.

"Pengurangan subsidi pada rencana APBN 2011 disikapi oleh sebagian kalangan sebagai rencana pemerintah untuk menaikan kembali TDL. Padahal kenaikan TDL itu merupakan salah satu opsi atau opsi terakhir atau mungkin malah tidak diambil," tukasnya.

Ketua Komisi VI DPR RI, Airlangga Hartarto, menyatakan, DPR secara tegas menolak kenaikan TDL tahun depan. Sebab, penyesuaian TDL akan memukul daya saing industri sekaligus mendorong produsen menjadi pedagang.
(E.R016/R009)