DBS perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4 persen pada 2021
25 Mei 2021 19:16 WIB
Pengunjung mencoba fitur layanan perbankan virtual di stan DBS Bank pada Indonesia Fintech Festival & Converence 2016 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/8/2016). Dalam acara tersebut dipamerkan pengembangan dari industri layanan keuangan digital atau yang lebih dikenal dengan financial technology (fintech). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA) - Bank DBS memperkirakan ekonomi Indonesia akan pulih pada tahun ini dan memutarbalikkan kondisi resesi menjadi pertumbuhan positif perekonomian ke level 4 persen.
Ekonom Bank DBS Radhika Rao dalam kajian DBS Asian Insights bertajuk ASEAN-6 Chartbox: Turning-Corner diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan negara-negara dengan beban kasus COVID-19 telah memulai pemulihan secara perlahan (soft start) pada kuartal pertama 2021.
“Program vaksinasi telah dimulai di sejumlah negara dengan kecepatan yang berbeda-beda. Di Asia Tenggara, Indonesia dan Singapura merupakan dua negara yang lebih dulu memulai vaksinasi pada pertengahan Januari 2021," ujarnya.
Baca juga: Sri Mulyani perkirakan ekonomi RI tumbuh 7,1-8,3 persen di kuartal II
Seiring berlangsungnya vaksinasi COVID-19, DBS meyakini akan terjadi pemulihan ekonomi di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Mengacu pada data Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Indonesia per awal Mei 2021, saat ini sudah lebih dari 12,6 juta dosis vaksin disuntikkan kepada sebagian besar pekerja garis terdepan dan perawat kesehatan, serta dilanjutkan fase kedua untuk pegawai negeri dan masyarakat lansia.
Dengan program vaksinasi, jumlah kasus COVID-19 diharapkan semakin terkendali. Mobilitas masyarakat pun dapat kembali normal sehingga membuka peluang terjadinya pemulihan ekonomi tahun ini.
Baca juga: Pemerintah targetkan ekonomi tumbuh 7 persen pada kuartal II 2021
Terlebih lagi, menurut riset DBS, beberapa indikator perbaikan perekonomian, seperti tren aktivitas manufaktur negara berkembang di Asia mulai menggeliat. Data Bank DBS menunjukkan Purchasing Managers Index (PMI), sejak Juli 2020 terus mengalami kenaikan ke level ekspansi dari yang sebelumnya terkontraksi pada awal pandemi atau Maret 2020.
Di sisi lain, Bank DBS juga melihat pemulihan ekonomi global dan ketangguhan ekonomi Tiongkok bisa menjadi penggerak ekspor bagi negara-negara kawasan regional. Meskipun begitu, masih ada sejumlah risiko yang perlu diwaspadai seperti volatilitas pasar obligasi global dan harga minyak mentah dunia.
“Bank DBS memperkirakan ekonomi Indonesia akan membaik dengan pertumbuhan sebesar 4,0 persen, dan 4,5 persen pada 2022,” menurut tim ekonom DBS.
Ekonom Bank DBS Radhika Rao dalam kajian DBS Asian Insights bertajuk ASEAN-6 Chartbox: Turning-Corner diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan negara-negara dengan beban kasus COVID-19 telah memulai pemulihan secara perlahan (soft start) pada kuartal pertama 2021.
“Program vaksinasi telah dimulai di sejumlah negara dengan kecepatan yang berbeda-beda. Di Asia Tenggara, Indonesia dan Singapura merupakan dua negara yang lebih dulu memulai vaksinasi pada pertengahan Januari 2021," ujarnya.
Baca juga: Sri Mulyani perkirakan ekonomi RI tumbuh 7,1-8,3 persen di kuartal II
Seiring berlangsungnya vaksinasi COVID-19, DBS meyakini akan terjadi pemulihan ekonomi di Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya.
Mengacu pada data Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Indonesia per awal Mei 2021, saat ini sudah lebih dari 12,6 juta dosis vaksin disuntikkan kepada sebagian besar pekerja garis terdepan dan perawat kesehatan, serta dilanjutkan fase kedua untuk pegawai negeri dan masyarakat lansia.
Dengan program vaksinasi, jumlah kasus COVID-19 diharapkan semakin terkendali. Mobilitas masyarakat pun dapat kembali normal sehingga membuka peluang terjadinya pemulihan ekonomi tahun ini.
Baca juga: Pemerintah targetkan ekonomi tumbuh 7 persen pada kuartal II 2021
Terlebih lagi, menurut riset DBS, beberapa indikator perbaikan perekonomian, seperti tren aktivitas manufaktur negara berkembang di Asia mulai menggeliat. Data Bank DBS menunjukkan Purchasing Managers Index (PMI), sejak Juli 2020 terus mengalami kenaikan ke level ekspansi dari yang sebelumnya terkontraksi pada awal pandemi atau Maret 2020.
Di sisi lain, Bank DBS juga melihat pemulihan ekonomi global dan ketangguhan ekonomi Tiongkok bisa menjadi penggerak ekspor bagi negara-negara kawasan regional. Meskipun begitu, masih ada sejumlah risiko yang perlu diwaspadai seperti volatilitas pasar obligasi global dan harga minyak mentah dunia.
“Bank DBS memperkirakan ekonomi Indonesia akan membaik dengan pertumbuhan sebesar 4,0 persen, dan 4,5 persen pada 2022,” menurut tim ekonom DBS.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021
Tags: