Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta dalam sesi perdagangan Selasa siang masih stabil dalam kisaran sempit, karena pelaku pasar berhati-hati meski aksi lepas rupiah masih lebih tinggi ketimbang beli.
Nilai tukar rupiah terhadap turun empat poin menjadi Rp8.969-Rp8.979 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.965-Rp8.975.
Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan bahwa posisi rupiah dibawah Rp9.000 per dolar masih sulit untuk digoyahkan, meski pemerintah menginginkan mata uang Indonesia diatas level Rp9.000 per dolar.
Rupiah masih cukup masih cukup kuat untuk berada dibawah level Rp9.000 per dolar, dan sulit digoyahkan, karena faktor positif pasar masih tinggi, katanya.
Pemerintah, lanjut dia, penguatan rupiah beberapa waktu lalu memang mengganggu pendapatan pemerintah dari sektor ekspor.
Bahkan, penguatan rupiah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi nasional berjalan melambat dalam beberapa bulan terakhir ini, katanya.
Namun, lanjut dia, faktor utama yang menyebabkan rupiah dalam kisaran sempit, karena pelaku pasar merasa jenuh saat ini, akibat sulitnya faktor penggerak pasar.
"Kami memperkirakan rupiah masih dalam kisaran sempit tidak melebar, karena situasi global yang masih tidak menentu," ucapnya.
Ia mengatakan, pasar uang memerlukan situasi baru yang dapat mendorong kedua mata uang itu bergerak, akibatnya rupiah masih berkutat dibawah angka Rp9.000 per dolar.
Posisi rupiah di kisaran Rp8.950-Rp9.000 per dolar AS sebenarnya cukup aman bagi eksportir maupun importir, namun pemerintah diperkirakan tidak akan mau mengorbankan ekspornya karena pendapatannya terus menurun, katanya.
Indonesia, lanjut dia, ekonomi masih dapat berkembang di atas enam persen, asalkan sektor riil dapat berjalan dengan lebih cepat.
Selama ini sektor riil belum bergerak, karena berbagai faktor harus mendukungnya, terutama sektor perbankan, ucapnya.
(T.H-CS/P003)
Rupiah Selasa Siang Stabil di Kisaran Sempit
24 Agustus 2010 13:12 WIB
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
Tags: