Indonesia masih butuh 9 juta talenta digital
25 Mei 2021 14:39 WIB
Direktur Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dr. Ir. Bonifasius Wahyu Pudjianto, M.Eng dalam diskusi "Menuju Transformasi Digital" pada Selasa (25/5/2021) (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah saat ini tengah melakukan percepatan transformasi digital, untuk mewujudkannya tak hanya soal infrastruktur dan akses namun juga diperlukan sumber daya manusia yang memadai.
Direktur Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dr. Ir. Bonifasius Wahyu Pudjianto, M.Eng mengatakan syarat untuk melakukan percepatan transformasi digital adalah adanya perluasan akses, infrastruktur, percepatan integrasi Pusat Data Nasional serta pembuatan roadmap di berbagai sektor.
Selain itu, SDM juga harus disiapkan, agar proses transformasi tidak terhambat dan mendatangkan manfaat bagi kemajuan bangsa.
"Ini yang paling penting, yang mengendalikannya SDM atau human capital. Kita juga melakukan analisis terhadap kebutuhan, ternyata dibutuhkan 9 juta talenta digital selama 15 tahun," ujar Boni. dalam diskusi "Menuju Transformasi Digital" pada Selasa.
Baca juga: Kerja sama, Kemendikbudristek-Kominfo berikan beasiswa talenta digital
"Talenta digital ini mereka yang menguasai berbagai hal baik terkait teknologi, AR dan sebagainya. Yang paling penting kemampuan digital ini ditujukan untuk meningkatkan berbagai nilai tambah tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga bangsa dan negara," lanjut Boni.
Dalam survei IMD World Digital Competitiveness tahun 2019, daya saing Indonesia masih berada di peringkat 56 dari 63 negara. Angka ini termasuk rendah dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.
Memiliki digital skills merupakan salah satu kunci peningkatan daya saing, tidak hanya bagi angkatan kerja tetapi juga masyarakat umum.
Boni mengatakan saat ini di Indonesia terdapat 170 juta pengguna aktif berbagai platform media sosial, dengan rata-rata penggunaan 8 jam 52 menit setiap harinya. Masyarakat Indonesia sendiri termasuk yang paling aktif bermedia sosial.
Angka ini merupakan indikasi bahwa masyarakat Indonesia sudah familiar dengan perangkat digital. Namun Boni mengatakan, tantangannya adalah bagaimana meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia.
Literasi digital adalah basic skill yang diperlukan agar masyarakat semakin cerdas membuat dan mengolah informasi yang beredar di dunia maya.
"Ada area yang harus dipahami, masih banyak yang harus diberikan literasi terkait dengan keamanan informasi. Ini penting sekali," ujar Boni.
Untuk mendorong transformasi digital secara nasional, diperlukan dorongan dari dua arah yakni pemerintah dan swasta, serta masyarakat itu sendiri. Pemerintah dibantu sektor swasta, perlu menciptakan ekosistem digital yang lebih maju dari sisi infrastruktur dan kebijakan, di sisi lain masyarakat perlu secara aktif beradaptasi.
Pemerintah pun telah mempersiapkan berbagai program pengembangan untuk masing-masing lapisan masyarakat. Mulai dari program basic peningkatan literasi digital dengan Siberkreasi, level intermediate dengan Digital Talent Scholarship (beasiswa untuk belajar kemampuan teknis), hingga level advanced berupa Digital Leadership Academy.
"Kita masih memiliki target memenuhi 9 juta kebutuhan talenta digital sampai 15 tahun mendatang. Program ini adalah upaya untuk melakukan scale-up bagi talenta digital di Indonesia," kata Boni.
Baca juga: Dirjen Dikti dorong lahirnya talenta digital untuk kemajuan Indonesia
Baca juga: Digital Skola hadir dorong tumbuhkan talenta digital Indonesia
Baca juga: Pemerintah padukan Kampus Merdeka dan Talent Scouting Academy
Direktur Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dr. Ir. Bonifasius Wahyu Pudjianto, M.Eng mengatakan syarat untuk melakukan percepatan transformasi digital adalah adanya perluasan akses, infrastruktur, percepatan integrasi Pusat Data Nasional serta pembuatan roadmap di berbagai sektor.
Selain itu, SDM juga harus disiapkan, agar proses transformasi tidak terhambat dan mendatangkan manfaat bagi kemajuan bangsa.
"Ini yang paling penting, yang mengendalikannya SDM atau human capital. Kita juga melakukan analisis terhadap kebutuhan, ternyata dibutuhkan 9 juta talenta digital selama 15 tahun," ujar Boni. dalam diskusi "Menuju Transformasi Digital" pada Selasa.
Baca juga: Kerja sama, Kemendikbudristek-Kominfo berikan beasiswa talenta digital
"Talenta digital ini mereka yang menguasai berbagai hal baik terkait teknologi, AR dan sebagainya. Yang paling penting kemampuan digital ini ditujukan untuk meningkatkan berbagai nilai tambah tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga bangsa dan negara," lanjut Boni.
Dalam survei IMD World Digital Competitiveness tahun 2019, daya saing Indonesia masih berada di peringkat 56 dari 63 negara. Angka ini termasuk rendah dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.
Memiliki digital skills merupakan salah satu kunci peningkatan daya saing, tidak hanya bagi angkatan kerja tetapi juga masyarakat umum.
Boni mengatakan saat ini di Indonesia terdapat 170 juta pengguna aktif berbagai platform media sosial, dengan rata-rata penggunaan 8 jam 52 menit setiap harinya. Masyarakat Indonesia sendiri termasuk yang paling aktif bermedia sosial.
Angka ini merupakan indikasi bahwa masyarakat Indonesia sudah familiar dengan perangkat digital. Namun Boni mengatakan, tantangannya adalah bagaimana meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia.
Literasi digital adalah basic skill yang diperlukan agar masyarakat semakin cerdas membuat dan mengolah informasi yang beredar di dunia maya.
"Ada area yang harus dipahami, masih banyak yang harus diberikan literasi terkait dengan keamanan informasi. Ini penting sekali," ujar Boni.
Untuk mendorong transformasi digital secara nasional, diperlukan dorongan dari dua arah yakni pemerintah dan swasta, serta masyarakat itu sendiri. Pemerintah dibantu sektor swasta, perlu menciptakan ekosistem digital yang lebih maju dari sisi infrastruktur dan kebijakan, di sisi lain masyarakat perlu secara aktif beradaptasi.
Pemerintah pun telah mempersiapkan berbagai program pengembangan untuk masing-masing lapisan masyarakat. Mulai dari program basic peningkatan literasi digital dengan Siberkreasi, level intermediate dengan Digital Talent Scholarship (beasiswa untuk belajar kemampuan teknis), hingga level advanced berupa Digital Leadership Academy.
"Kita masih memiliki target memenuhi 9 juta kebutuhan talenta digital sampai 15 tahun mendatang. Program ini adalah upaya untuk melakukan scale-up bagi talenta digital di Indonesia," kata Boni.
Baca juga: Dirjen Dikti dorong lahirnya talenta digital untuk kemajuan Indonesia
Baca juga: Digital Skola hadir dorong tumbuhkan talenta digital Indonesia
Baca juga: Pemerintah padukan Kampus Merdeka dan Talent Scouting Academy
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: