Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat, seiring redanya kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi di Amerika Serikat (AS).

Pada pukul 9.36 WIB, rupiah menguat 23 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.332 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.355 per dolar AS.

"Rupiah berpotensi menguat hari ini ke arah kisaran Rp14.300 seiring dengan perbaikan sentimen pasar terhadap aset berisiko. Potensi resisten di kisaran Rp14.380," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Dolar merosot ke dekat terendah 4 bulan, mata uang berisiko menguat

Menurut Ariston, perbaikan sentimen terlihat dari kenaikan indeks saham AS semalam. Pagi ini indeks saham Asia seperti Nikkei dan Kospi juga terlihat menguat.

Meredanya kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi di Negeri Paman Sam juga bisa mendukung penguatan rupiah.

"Meredanya kekhawatiran tersebut mendorong pelemahan indeks dolar AS dan penurunan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun," ujar Ariston.

Baca juga: IHSG naik jelang RDG Bank Indonesia dan ditopang penguatan Wall Street

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun terlihat mencoba turun ke bawah 1,6 persen dari sebelumnya di kisaran 1,62 persen.

Sementara itu indeks dolar AS masih bergerak di kisaran bawah pekan lalu di sekitar 89,7.

"Dari dalam negeri, pasar menunggu hasil RDG BI yang kemungkinan tidak mengubah kebijakan suku bunganya. Hal ini tentu bisa mendukung penguatan nilai tukar rupiah," kata Ariston.

Pada Senin (24/5) rupiah ditutup stagnan atau sama dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.355 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah awal pekan ditutup stagnan, di tengah pelemahan dolar