Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, Senin pada pembukaan pasar turun 0,16 persen karena melemahnya bursa regional, akibat kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi yang cenderung memburuk.

Indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah 5,656 poin menjadi 3.112,218 poin dan indeks LQ-45 berkurang 0,22 persen atau 1,279 poin menjadi 590,885.

Analis Valas, Alfiansyah di Jakarta, mengatakan, koreksi terhadap indeks relatif kecil, akibat melemah bursa regional. Hal ini menunjukkan peluang indeks untuk menguat lagi masih cukup besar, ujarnya.

Menurut dia, peluang indeks untuk naik lagi masih ada, karena pelaku asing masih tetap melakukan pembelian saham baik saham unggulan maupun lapis dua.

Pelaku asing berkeinginan untuk terus melakukan investasi di pasar Indonesia karena keuntungan yang diperoleh masih cukup besar, katanya.

Ia mengatakan, faktor utama yang menarik pelaku pasar adalah selisih tingkat suku bunga rupiah terhadap dolar AS masih tinggi mencapai 6,25 persen.

Selain itu juga pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun makin baik, meski saat ini didukung sektor konsumsi.

Apabila sektor riil dapat berjalan dengan lebih baik, maka ekonomi nasional akan tumbuh lebih cepat jauh diatas angka 6 persen, tuturnya.

Saham-saham yang menekan indeks melemah adalah saham Astra Agro Lestari turun Rp350 menjadi Rp19.500, saham BRI turun Rp150 menjadi rp9.450, saham Bank BNI turun Rp50 menjadi Rp3.325, dan saham Astra Internasional melemah Rp150 menjadi Rp48.650.

Selain itu saham Telkom turun Rp50 mendjadi Rp8.750, saham Antam melemah Rp25 menjadi Rp2.650, dan saham Indyka turun Rp50 menjadi Rp3.225, dan saham United Tractor melemah Rp100 menjadi Rp18.600.

"Kami optimis peluang indeks untuk naik masih cukup besar yang didukung masuknya dana asing ke pasar, "katanya.
(h-CS/A024)