Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, menilai posisi rupiah dikisaran Rp8.950-Rp9.000 per dolar cukup nyaman, sehingga bisa bertahan dalam beberapa bulan ini, dan eksportir maupun importir dapat melakukan usahanya secara baik.

Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa itu di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa rupiah makin stabil tidak berfluktuasi dalam kisaran yang melebar, karena pergerakan mata uang Indonesia itu juga diawasi dengan ketat.

Ia menilai, keberadaaan Bank Indonesia (BI) di pasar sangat membantu pergerakan rupiah yang cenderung menguat, katanya.

Rupiah, lanjut Edwin Sinaga , apabila BI tidak berada di pasar, kemungkinan sudah menembus angka Rp8.900 per dolar, menyusul masuknya arus modal asing yang terus meningkat.

"Kami optimis BI menjaga rupiah agar tidak bergejolak dalam kisaran yang melebar," ucapnya.

Ditanya mengenai rupiah dikaitkan dengan ekspor, menurut dia, sudah berjalan secara baik, karena posisi rupiah saat ini sudah cukup stabil.

Apalagi impor Indonesia dari pasar global saat ini cenderung menurun, katanya.

Menurut dia, pemerintah berusaha meningkatkan ekspornya dengan melakukan terobosan mencari pasar baru agar pendapatan Indonesia dari ekspor terus meningkat.

"Kami optimis upaya itu akan berhasil, karena produk Indonesia di pasar ekspor lebih disukai, terutama ekspor komoditi," ucapnya.

Indonesia, lanjut dia, ke masa depan diperkirakan akan menjadi negara yang lebih berkembang, asalkan pemerintah terus menggalakkan produksi dalam negeri.

Selain itu juga memberikan dorongan kepada masyarakat agar memakai produknya sendiri, ucapnya.
(T.H-CS/A011/P003)