Jakarta (ANTARANews) - Dana masyarakat yang ada di perbankan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) pada pekan kedua Agustus (6-13) menurun Rp8,4 triliun menjadi Rp2.058,79 triliun antara lain karena setoran pajak serta pembayaran haji.

Kepala Biro Humas Bank Indonesia (BI), Difi Johansyah, di Jakarta, Kamis mengatakan dari data historis sejak 2001, pertumbuhan mingguan DPK yang melambat sejak tiga minggu terakhir merupakan pola musiman DPK.

"DPK cenderung naik sejak bulan Januari sampai Juni. Setelah itu cenderung turun selama triwulan 3, kemudian cenderung naik lagi sampai akhir tahun. Namun secara kumulasi sejak awal tahun DPK tumbuh 4,48 persen, atau 13,84 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," katan Difi Johansyah .

Berbeda dengan DPK, pada pekan kedua Agustus penyaluran kredit justru naik Rp5,44 triliun menjadi Rp1.592,3 triliun sehingga total kredit tumbuh 11,33 persen sejak awal tahun atau 19,54 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Peningkatan kredit bersumber dari peningkatan kredit rupiah Rp3,79 triliun dan valas Rp1,64 triliun. Secara tahun ke tahun pertumbuhan kredit rupiah 21,82 persen jauh lebih tinggi dari kredit valas 6,95 persen.

Dikatakan Difi, kenaikan kredit yang tidak diikuti dengan peningkatan DPK, mengakibatkan LDR perbankan naik dari 76,76 persen menjadi 77,34 persen.

Sedangkan mengenai Uung kartal diperkirakan akan mengalami net outflow sekitar Rp42 triliun selama Ramadhan 2010. Menjelang dan selama puasa (30 Juli - 12 Agustus), uang kartal mengalami outflows Rp9,7 triliun.

Sementara itu, Deputi Gubernur BI, Budi Rochadi, mengatakan bahwa BI akan melayani semua permintaan masyarakat terhadap uang tunai selama Puasa dan Lebaran ini, dan tidak akan membatasi bank untuk menukarkan uang tunai di BI.

Menurut Budi Rochadi, jumlah persediaan uang di perbankan (cash in vault) per tanggal 10 Agustus 2010 (awal Ramadhan) sebesar Rp44,61 triliun atau mmeningkat 8,65 persen dibandingkan jumlah persediaan uang di perbankan pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp41,06 triliun.

Menurut Budi Rochadi , perbankan sudah mempunyai perencanaan yang memadai, termasuk antisipasi terhadap peningkatan permintaan uang dari nasabah dan masyarakat sehingga diharapkan tidak ada penarikan uang yang tidak dapat diantisipasi oleh perbankan.
(T.D012/A011/P003)