Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat, seiring tertekannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).
Rupiah dibuka menguat 30 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.345 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.375 per dolar AS.
"Dolar AS bertahan di level rendah pada awal sesi Jumat, setelah kembali melemah semalam karena turunnya tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Dolar menuju kerugian mingguan di Asia, investor abaikan "tapering"
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya pagi ini berada di level 89,793, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 89,808.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,63 persen karena investor mencermati komentar dari bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), yang menunjukkan kemungkinan pengurangan pembelian aset jika ekonomi pulih dengan cepat.
Risalah dari pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS baru-baru ini menyatakan bahwa beberapa pembuat kebijakan mengatakan diskusi tentang pengurangan pembelian obligasi pemerintah akan tepat "di beberapa titik" jika pemulihan ekonomi terus meningkat.
Baca juga: IHSG akhir pekan berpotensi naik, di tengah sentimen yang beragam
Hal itu memberi dorongan pada dolar, yang telah merosot dalam beberapa pekan terakhir karena kepastian The Fed yang berulang bahwa terlalu dini untuk memperketat kebijakan akomodatifnya dan bahwa lonjakan harga-harga saat ini tidak menandakan inflasi jangka panjang.
Pada malam nanti, AS akan merilis laporan Flash Manufacturing & Services PMI diikuti laporan Existing Home Sales AS, yang dapat menggerakkan dolar AS.
Pada Kamis (20/5) rupiah ditutup melemah 85 poin atau 0,59 persen ke posisi Rp14.375 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.290 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat 30 poin
Rupiah akhir pekan menguat, ditopang turunnya imbal hasil obligasi AS
21 Mei 2021 09:58 WIB
Ilustrasi: Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di kantor bank di Jakarta. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: