Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menyatakan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu merupakan sosok yang konstitusionalis, taat azas, sehingga tak mungkin tergoda untuk periode ketiga.

Ia mengatakan itu kepada ANTARA di Jakarta, Rabu malam, untuk menjelaskankan pernyataan sebelumnya yang dikatakannya sebetulnya hal itu baru merupakan pendapat pribadi salah satu kader dan pengurus partainya, Ruhut Sitompul.

"Yang tadi itu sebenarnya baru merupakan pernyataan pribadi pak Ruhut dan bukan pandangan atau pendirian Partai Demokrat (PD)," ujar pakar politik yang terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) PD melalui Kongres ke-2 PD di Bandung, April lalu.

Namun yang pasti, menurut Anar Urbaningrum, partainya memang konsisten memanggul amanat dan spirit reformasi, termasuk pembatasan masa jabatan presiden tersebut.

"Karenanya, seluruh kader dan pimpinan, termasuk Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Dewan Pembina (Wanbin) kami, juga pelaku reformasi. Maka dari itu, tidak mungkin SBY tergoda untuk periode yang ketiga. SBY juga konstitusionalis yang taat azas," tegasnya.

Tegasnya, demikian Anas Urbaningrum lagi, tidak ada selera untuk mengubah ketentuan konstitusi hanya karena kepentingan memperpanjang masa jabatan presiden.

"Itu sikap SBY sebagai Ketua Wanbin. Dan sebagai Ketum PD, saya berpandangan, bahwa dua periode adalah yang terbaik dan harus kita tradisikan dalam demokrasi di Indonesia," tandasnya lagi.


Konsentrasi Tambah Prestasi

Sementara itu, pada berita ANTARA sebelumnya, yang oleh Anas Urbaningrum dikatakan baru merupakan pendapat pribadi Ruhut sitompul, diungkapkan, SBY hanya bersedia menjadi presiden selama dua periode dan tidak bersedia dipilih kembali pada periode mendatang.

"Yudhoyono sama sekali tidak bersedia lagi dipilih. Sikap dan serta pendirian ini sudah amat terang dan tegas. Tidak ada keraguan sedikitpun tentang hal ini. Cukup dua periode," katanya, menanggapi adanya usul amandemen UUD 1945 agar masa jabatan presiden bisa diperpanjang.

Sesuai dengan ketentuan konstitusi, menurutnya, Yudhoyono ingin pekerjaannya berakhir dengan catatan prestasi yang baik.

"SBY di berbagai kesempatan telah menyatakan hanya bersedia menjadi presiden dua periode. Dan hal itu sudah beliau tegaskan berkali-kali," tegasnya.

Lalu Anas Urbaningrum menambahkan, SBY ingin menunjukkan, ia presiden yang taat asas dan tunduk kepada ketentuan konstitusi.

Ia juga mengatakan, SBY tidak pernah terpikir dan berniat untuk menambah periode jabatan presiden.

Saat ini, menurutnya, konsentrasinya ialah bekerja yang terbaik untuk memastikan kebijakan dan program Pemerintah berjalan baik sertan berfaedah bagi sebanyak mungkin rakyat Indonesia.

"Jadi, SBY tak berniat menambah periode, tetapi berkonsentrasi untuk menambah prestasi. Jikapun ada rakyat yang mengharapkan agar SBY mendapatkan tugas untuk periode ketiga, saya yakin seperti saya katakan tadi beliau taat asas dan konstitusi. Jadi, cukup dua periode, sesuai ketentuan konstitusi, dan berakhir dengan catatan prestasi dan legasi yang baik (`khusnul khatimah`)," ujar Anas Urbaningrum. (M036/K004)