London (ANTARA News) - Masyarakat dunia memandang Indonesia sebagai teladan, baik sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, jembatan antara Islam dan Barat, serta ekonomi terbesar di Asia Tenggara, serta berhasil melakukan transformasi sebagai negara yang menjunjung kebebasan, pluralisme dan toleransi.

Hal itu disampaikan Duta Besar (Dubes) RI di Kerajaan Inggris, Yuri Octavian Thamrin, dalam pidatonya pada upacara peringatan HUT ke-65 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan di Wisma Nusantara, London, Selasa (17/8) waktu setempat.

Ia mengatakan, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI kerap mendapatkan pesan sekaligus harapan dan apresiasi dari rekan-rekannya bahwa Indonesia dapat terus tampil memainkan peran penting dalam percaturan regional dan global, sebagai bridge builder dan ikut mencari solusi bagi segenap permasalahan yang rumit dan sensitif.

Yuri Octavian Thamrin, yang bertindak sebagai pembina upacara itu, menyampaikan penghargaannya kepada hadirin yang telah hadir dalam upacara tersebut di tengah bulan puasa serta cuaca yang kurang bersahabat.

Ia mengingatkan bahwa suasana puasa ini juga dialami para pendiri bangsa kita pada tahun 1945, dimana Proklamasi Kemerdekaan RI telah memelopori konsepsi bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa.

Namun demikian, ia mengemukakan, kemerdekaan dan kedaulatan hanyalah alat atau sarana untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan, yaitu suatu negara bangsa (nation state) yang adil, sejahtera, damai, maju, bersatu dan menjadi warga dunia yang baik.

Sementara itu, Sekretaris Tiga KBRI London, Billy Wibisono, dalam keterangannya mengatakan bahwa peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-65 RI di saat langit mendung dan hujan rintik-rintik di ibukota negara Inggris itu, dan hal tersebut tidak menghentikan sekitar seratus warga Indonesia di Inggris mengikutinya.

Upacara dipimpin asisten Atase Pertahanan, Mayor Ranon Sugiman, yang dimulai pukul 10.00 pagi waktu Inggris, dan dihadiri staf KBRI London, perwakilan Bank Indonesia (BI), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan sejumlah Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) di London, warga Indonesia dari London dan sekitarnya, serta kalangan sahabat (friends of Indonesia).
(U.ZG/P003)