Ekspor pertanian April capai 340 juta dolar AS
20 Mei 2021 19:45 WIB
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil (kanan) bersama Asisten I Sekretaris Daerah Kalbar Alex Rombonang (kiri) menggunting pita saat pelepasan ekspor komoditas pertanian di Pelindo II Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (22/5/2019). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/wsj. (ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG)
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat transaksi ekspor pertanian pada bulan April 2021 capai 340 juta dolar AS atau meningkat 18,98 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy).
“Secara tahunan, komoditas di sektor pertanian yang mengalami peningkatan tinggi yaitu tanaman obat, aromatik, dan rempah, terutama lada hitam dan cengkeh,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Peningkatan ekspor pada April 2021 juga turut didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas andalan Indonesia dan adanya peningkatan permintaan dari negara mitra dagang Indonesia, salah satunya minyak kelapa sawit.
“Secara yoy, minyak kepala sawit tumbuh sebesar 76,5 persen,” tuturnya.
Baca juga: BPS: Ekspor pertanian Maret meningkat dua digit
Suhariyanto berharap ekspor Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan seiring dengan perbaikan ekonomi di Indonesia.
Bila dilihat dari data keseluruhan, ekspor pada bulan April 2021 mencapai 18,48 miliar dolar AS. Nilai tersebut meningkat 0,69 persen dari bulan Maret 2021 yang sebesar 18,35 miliar dolar AS, dan meningkat 51,94 persen dari April 2020 yang sebesar 12,16 miliar dolar AS.
Dihubungi terpisah, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga menyebutkan pemerintah saat ini memang terus berupaya meningkatkan ekspor pertanian, termasuk komoditas-komoditas rempah.
Baca juga: Kementan sebut produksi beras berpotensi diekspor
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mendongrak ekspor komoditas rempah adalah dengan memperkuat logistik perbenihan. Penguatan logistik perbenihan dinilai penting dalam mendorong peningkatan produksi komoditas perkebunan.
“Penyediaan benih unggul sangat berperan untuk meningkatkan produktivitas,” ujar Kuntoro.
Selain logistik perbenihan, peningkatan ekspor rempah juga difokuskan pada tahapan pasca panen dan pengolahan hasil. Untuk itu, pemerintah menyediakan alokasi anggaran untuk hilirisasi sehingga komoditas bisa memiliki nilai tambah.
“Diharapkan program-program yang dijalankan bisa meningkatkan nilai tambah sehingga komoditas-komoditas kita bisa layak ekspor,” kata Kuntoro.
Baca juga: Kementan: ekspor rempah Indonesia meningkat belasan persen
Baca juga: Dorong ekspor, Mentan: Sarang burung walet kita diminati dunia
“Secara tahunan, komoditas di sektor pertanian yang mengalami peningkatan tinggi yaitu tanaman obat, aromatik, dan rempah, terutama lada hitam dan cengkeh,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Peningkatan ekspor pada April 2021 juga turut didorong oleh kenaikan harga beberapa komoditas andalan Indonesia dan adanya peningkatan permintaan dari negara mitra dagang Indonesia, salah satunya minyak kelapa sawit.
“Secara yoy, minyak kepala sawit tumbuh sebesar 76,5 persen,” tuturnya.
Baca juga: BPS: Ekspor pertanian Maret meningkat dua digit
Suhariyanto berharap ekspor Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan seiring dengan perbaikan ekonomi di Indonesia.
Bila dilihat dari data keseluruhan, ekspor pada bulan April 2021 mencapai 18,48 miliar dolar AS. Nilai tersebut meningkat 0,69 persen dari bulan Maret 2021 yang sebesar 18,35 miliar dolar AS, dan meningkat 51,94 persen dari April 2020 yang sebesar 12,16 miliar dolar AS.
Dihubungi terpisah, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga menyebutkan pemerintah saat ini memang terus berupaya meningkatkan ekspor pertanian, termasuk komoditas-komoditas rempah.
Baca juga: Kementan sebut produksi beras berpotensi diekspor
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mendongrak ekspor komoditas rempah adalah dengan memperkuat logistik perbenihan. Penguatan logistik perbenihan dinilai penting dalam mendorong peningkatan produksi komoditas perkebunan.
“Penyediaan benih unggul sangat berperan untuk meningkatkan produktivitas,” ujar Kuntoro.
Selain logistik perbenihan, peningkatan ekspor rempah juga difokuskan pada tahapan pasca panen dan pengolahan hasil. Untuk itu, pemerintah menyediakan alokasi anggaran untuk hilirisasi sehingga komoditas bisa memiliki nilai tambah.
“Diharapkan program-program yang dijalankan bisa meningkatkan nilai tambah sehingga komoditas-komoditas kita bisa layak ekspor,” kata Kuntoro.
Baca juga: Kementan: ekspor rempah Indonesia meningkat belasan persen
Baca juga: Dorong ekspor, Mentan: Sarang burung walet kita diminati dunia
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: