Menteri Investasi: Jangan menahan izin usaha investor berinvestasi
20 Mei 2021 18:44 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (dua dari kanan) bersama Direktur Utama PT PP (Persero) Novel Arsyad dan Bupati Batang Wihaji (dua kiri) saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik KCC Glass di KIT Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (20/5/2021). ANTARA/Kutnadi/aa.
Batang (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia minta pada pemerintah daerah tidak menahan izin usaha pada para investor yang akan berinvestasi karena hal itu sebagai upaya memperlancar pertumbuhan ekonomi nasional dan kesempatan membuka lapangan pekerjaan.
"Perintah Presiden kepada pemerintah daerah jangan menahan izin usaha karena dengan cara seperti itu sama halnya dengan menahan kesempatan lapangan pekerjaan, laju pertumbuhan ekonomi, dan laju pendapatan negara," katanya saat acara peletakan "ground breaking" pembangunan pabrik PT Nesle Indonesia di Kawasan Industri Batang Industri Park (BIP), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, saat ini Indonesia melakukan perubahan secara besar-besaran dalam proses penanganan pada dunia usaha seperti kemudahan mengajukan izin usaha.
Baca juga: Menteri Bahlil ajak jadikan Harkitnas sebagai kebangkitan investasi
"Kami contohkan perusahaan PT Nesle Indonesia (dalam pengajuan izin, red.) tidak pakai duit-duitan (uang), gak pakai amplop, karena semua sudah berubah. Ini pesan Presiden dalam melakukan transparasi dengan jangan menahan izin usaha," katanya.
Bahlil mengapresiasi pada perusahaan Nesle yang ikut memberikan kesempatan lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja sama dengan para peternak sapi di desa maupun kecamatan.
"Kami bukan mengapresiasi nilai investasi Nesle sekitar 120 juta dolar AS itu. Akan tetapi hal yang paling penting disini adalah sistim bisnis yang dikelola Nesle adalah telah ikut meningkatkan (ekonomi) masyarakat setempat dengan membeli hasil bahan baku (susu) dari para peternak sapi," katanya.
Nesle, kata dia, tidak hanya sekadar membuat desain bisnis berinvestasi saja tetapi juga bekerja sama dengan para peternak sapi setempat untuk membeli bahan baku susu.
"Nantinya, perputaran uang yang diterima peternak susu dari Nesle sekitar 150 miliar per bulan yang berputar di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Batang. Karena itu, saya berpesan pada Bupati Batang agar kondisi ini tetap dijaga dengan memberikan ternak yang baik dan skill yang baik pula agar kualitas produk (susu) memiliki nilai jual yang bagus," katanya.
Ia menambahkan saat ini negara membutuhkan 15 juta lapangan pekerjaan sehingga pemerintah daerah harus bisa bergandeng tangan dengan para investor.
Baca juga: Bahlil ungkap potensi perputaran Rp4,5 miliar investasi produk susu
"Perintah Presiden kepada pemerintah daerah jangan menahan izin usaha karena dengan cara seperti itu sama halnya dengan menahan kesempatan lapangan pekerjaan, laju pertumbuhan ekonomi, dan laju pendapatan negara," katanya saat acara peletakan "ground breaking" pembangunan pabrik PT Nesle Indonesia di Kawasan Industri Batang Industri Park (BIP), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut dia, saat ini Indonesia melakukan perubahan secara besar-besaran dalam proses penanganan pada dunia usaha seperti kemudahan mengajukan izin usaha.
Baca juga: Menteri Bahlil ajak jadikan Harkitnas sebagai kebangkitan investasi
"Kami contohkan perusahaan PT Nesle Indonesia (dalam pengajuan izin, red.) tidak pakai duit-duitan (uang), gak pakai amplop, karena semua sudah berubah. Ini pesan Presiden dalam melakukan transparasi dengan jangan menahan izin usaha," katanya.
Bahlil mengapresiasi pada perusahaan Nesle yang ikut memberikan kesempatan lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja sama dengan para peternak sapi di desa maupun kecamatan.
"Kami bukan mengapresiasi nilai investasi Nesle sekitar 120 juta dolar AS itu. Akan tetapi hal yang paling penting disini adalah sistim bisnis yang dikelola Nesle adalah telah ikut meningkatkan (ekonomi) masyarakat setempat dengan membeli hasil bahan baku (susu) dari para peternak sapi," katanya.
Nesle, kata dia, tidak hanya sekadar membuat desain bisnis berinvestasi saja tetapi juga bekerja sama dengan para peternak sapi setempat untuk membeli bahan baku susu.
"Nantinya, perputaran uang yang diterima peternak susu dari Nesle sekitar 150 miliar per bulan yang berputar di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Batang. Karena itu, saya berpesan pada Bupati Batang agar kondisi ini tetap dijaga dengan memberikan ternak yang baik dan skill yang baik pula agar kualitas produk (susu) memiliki nilai jual yang bagus," katanya.
Ia menambahkan saat ini negara membutuhkan 15 juta lapangan pekerjaan sehingga pemerintah daerah harus bisa bergandeng tangan dengan para investor.
Baca juga: Bahlil ungkap potensi perputaran Rp4,5 miliar investasi produk susu
Pewarta: Kutnadi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: