Monumen Patung Bung Karno dalam posisi tengah membaca buku dan diletakkan di halaman Gedung Trigatra Lemhannas RI.
Baca juga: Megawati akan resmikan patung Bung Karno di Lemhannas
Megawati menjelaskan, patung Bung Karno yang diresmikan di Lemhannas ini, mengacu pada patung Bung Karno di Museum Blitar. Hanya saja, patungnya dibuat lebih besar dengan teknik karakter monumental oleh seniman dari Yogyakarta, bernama Bapak Dunadi.
Ukuran patung Bung Karno mencapai 4 meter, berbahan logam campuran terdiri atas tembaga, kuningan, timah, dan seng sari, warna patung perunggu kimia bakar, dan memiliki berat kurang lebih dua ton.
Baca juga: Megawati ingatkan kader PDIP untuk solid menangkan Pemilu 2024
Bagi Megawati, konsepsi Bung Karno terhadap Lemhannas RI ini menjadi fokus dirinya meresmikan patung Bung Karno pada hari ini, bertepatan dengan peringatan 56 tahun Lembaga Ketahanan Nasional atau Lemhannas, sejak didirikan pada 20 Mei 1965.
Megawati menyampaikan dalam pidato itu, Bung Karno menempatkan Lemhannas sebagai kawah candradimuka calon pemimpin dan sebagai think-tank para pemikir pejuang, yang berpijak dari posisi Indonesia yang secara strategis, secara geopolitik.
Melalui Lemhannas RI, kata Megawati, Bung Karno ingin membentuk 100 persen patriot bangsa, nasionalis sejati, unggul dalam pemahaman geopolitik untuk kedaulatan bangsa, teramsuk menjadi fondasi institusional atas kepeloporan Indonesia mempercepat terwujudnya cita-cita kemerdekaan.
Megawati berharap dengan persemian patung Bung Karno ini, Lemhannas RI dapat mengemban tugas menjabarkan konsepsi Trisakti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Baca juga: Megawati: Rumah budaya konsistensi lestarikan kebudayaan Indonesia
Monumen DR (HC) Ir Soekarno sejatinya adalah representasi nilai semangat dan jiwa perjuangan bangsa Indonesia.
Monumen ini adalah simbol bagi bangsa Indonesia agar senantiasa menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta persatuan dan kesatuan bangsa. Pendirian monumen Soekarno di halaman depan gedung Lemhannas RI dimaksudkan untuk menghormati Bung Karno sebagai perintis dan pendiri Lemhannas RI yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 1965.
Lemhannas RI didirikan di tengah polarisasi dunia yang berdampak pada kehidupan nasional yang penuh ketidakstabilan.
Di tempat yang bersejarah itu, Presiden Soekarno berhasil mendirikan suatu lembaga pendidikan tinggi pertahanan untuk membentuk dan mengembangkan tenaga-tenaga pembina baik sipil maupun militer, pada tingkat politik strategi dan pertahanan nasional.
"Bagi Bung Karno, berdirinya Lemhannas RI merupakan wujud dari konsepsinya untuk mencapai Indonesia yang sepenuhnya berdaulat, dan mampu meletakkan dasar-dasar pertahanan dan keamanan yang sesuai dengan geopolitik dan budaya bangsa Indonesia," katanya.