Jakarta (ANTARA) - Presiden kelima RI Megawati Sukarnoputri meresmikan Monumen Bung Karno dengan menandatangani prasasti di halaman Kantor Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Jakarta, Kamis.

Monumen Patung Bung Karno dalam posisi tengah membaca buku dan diletakkan di halaman Gedung Trigatra Lemhannas RI.

"Bung Karno seorang yang senang membaca buku. Oleh sebab itu, terinspirasi dan tergerak melahirkan gagasan dan kebijakan revolusioner, bukan hanya bagi kemajuan bangsa Indonesia, tapi bagi terwujudnya gerakan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika, hingga perdamaian dunia,” kata puteri presiden pertama RI tersebut dalam acara sambutannya secara daring.

Baca juga: Megawati akan resmikan patung Bung Karno di Lemhannas
Peresmian disaksikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Gubernur Lemhannas RI Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, Wakil Gubernur Marsdya TNI Wieko Syofyan, dan Sekretaris Utama Komjen Pol Purwadi Arianto.

Megawati menjelaskan, patung Bung Karno yang diresmikan di Lemhannas ini, mengacu pada patung Bung Karno di Museum Blitar. Hanya saja, patungnya dibuat lebih besar dengan teknik karakter monumental oleh seniman dari Yogyakarta, bernama Bapak Dunadi.

Ukuran patung Bung Karno mencapai 4 meter, berbahan logam campuran terdiri atas tembaga, kuningan, timah, dan seng sari, warna patung perunggu kimia bakar, dan memiliki berat kurang lebih dua ton.

Dudukan patung Bung Karno menurut Megawati memiliki makna mendalam. Pertama; segi empat dan segi lima bermakna tahun kemerdekaan, kedua; segi delapan bermakna bulan kemerdekaan, ketiga; segi dudukan patung berjumlah tujuh belas yang bermakna tanggal kemerdekaan.

Baca juga: Megawati ingatkan kader PDIP untuk solid menangkan Pemilu 2024
Bagi Megawati, Lemhannas RI tidaklah asing. Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan Indonesia berulang kali menyampaikan kepadanya bagaimana mewujudkan Indonesia yang sepenuhnya berdaulat, dan mampu meletakkan dasar-dasar pertahanan dan keamanan sesuai geopolitik dan budaya Indonesia.

Bagi Megawati, konsepsi Bung Karno terhadap Lemhannas RI ini menjadi fokus dirinya meresmikan patung Bung Karno pada hari ini, bertepatan dengan peringatan 56 tahun Lembaga Ketahanan Nasional atau Lemhannas, sejak didirikan pada 20 Mei 1965.

Megawati menyampaikan dalam pidato itu, Bung Karno menempatkan Lemhannas sebagai kawah candradimuka calon pemimpin dan sebagai think-tank para pemikir pejuang, yang berpijak dari posisi Indonesia yang secara strategis, secara geopolitik.

Melalui Lemhannas RI, kata Megawati, Bung Karno ingin membentuk 100 persen patriot bangsa, nasionalis sejati, unggul dalam pemahaman geopolitik untuk kedaulatan bangsa, teramsuk menjadi fondasi institusional atas kepeloporan Indonesia mempercepat terwujudnya cita-cita kemerdekaan.

Megawati berharap dengan persemian patung Bung Karno ini, Lemhannas RI dapat mengemban tugas menjabarkan konsepsi Trisakti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Di tempat yang sama, Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menyampaikan, monumen Bung Karno yang sedang membaca buku melambangkan kebiasaan Bung Karno membaca buku.

Baca juga: Megawati: Rumah budaya konsistensi lestarikan kebudayaan Indonesia
"Ini memberikan dasar pengetahuan dan keluasan wawasan bagi pembuatan keputusan dan kebijakan dalam berbagai rumusan gagasan beliau," kata Agus.

Monumen DR (HC) Ir Soekarno sejatinya adalah representasi nilai semangat dan jiwa perjuangan bangsa Indonesia.

Monumen ini adalah simbol bagi bangsa Indonesia agar senantiasa menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta persatuan dan kesatuan bangsa. Pendirian monumen Soekarno di halaman depan gedung Lemhannas RI dimaksudkan untuk menghormati Bung Karno sebagai perintis dan pendiri Lemhannas RI yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 1965.

Lemhannas RI didirikan di tengah polarisasi dunia yang berdampak pada kehidupan nasional yang penuh ketidakstabilan.

Di tempat yang bersejarah itu, Presiden Soekarno berhasil mendirikan suatu lembaga pendidikan tinggi pertahanan untuk membentuk dan mengembangkan tenaga-tenaga pembina baik sipil maupun militer, pada tingkat politik strategi dan pertahanan nasional.

"Bagi Bung Karno, berdirinya Lemhannas RI merupakan wujud dari konsepsinya untuk mencapai Indonesia yang sepenuhnya berdaulat, dan mampu meletakkan dasar-dasar pertahanan dan keamanan yang sesuai dengan geopolitik dan budaya bangsa Indonesia," katanya.