Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menggunakan vaksin jenis Astrazeneca untuk percepatan vaksinasi di wilayah ini dalam rangka menekan penyebaran COVID-19.


Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Gunung Kidul Abdul Azis di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan mulai Rabu (19/5), vaksinasi di setiap puskesmas yang tersebar di 18 kecamatan mulai menggunakan Astrazeneca.


"Mulai kemarin, kami tidak hanya menggunakan jenis vaksin Sinovac. Kami mulai menggunakan vaksin jenis Astrazeneca yang dikirim dari Dinas Kesehatan DIY," kata Azis.


Ia mengatakan pada tahap awal ini, Pemkab Gunung Kidul mendapat alokasi vaksin jenis Astrazeneca sebanyak 10.004 dosis, yang cukup untuk memvaksin sekitar 10 ribu orang untuk penyuntikan dosis pertama.
Menurut Azis, secara teknis penyuntikan sama dengan vaksin jenis Sinovac karena penerima akan disuntik sebanyak dua kali.


Hal yang membedakan Sinovac dengan Astrazeneca yakni rentang waktu penyuntikan, Astrazeneca lebih lama karena jaraknya selama tiga bulan dari penyuntikan pertama.

Baca juga: Pemkab Gunung Kidul terima 7.115 dosis vaksin COVID-19 gelombang kedua

Baca juga: Gunung Kidul periksa keterangan negatif COVID-19 wisatawan secara acak



"Kalau Sinovac rata-rata dua minggu, tapi unuk jenis Astrazeneca jedanya selama tiga bulan,” katanya.


Azis mengatakan pihaknya sudah melakukan antisipasi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Salah satunya dengan melihat kartu vaksin yang dimiliki karena didalamnya sudah termuat jenis vaksin yang digunakan. Selain itu, petugas sudah terlatih dan bekerja sesuai dengan panduan yang ada.


Terkait, adanya kebijakan penghentian penggunaan vaksin Astrazeneca, ia memastikan tidak ada masalah di Gunung Kidul. Hal ini dikarenakan yang digunakan memiliki seri yang berbeda dengan yang dihentikan oleh pemerintah pusat.


"Vaksin yang dihentikan adalah Astrazeneca no batch CTMAV 547, sedangkan yang kami pakai jenis Astrazeneca no bath CTMAV 548. Sehingga, kami melanjutkan vaksinasi dengan vaksin jenis ini,” katanya.


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty mengatakan sasaran vaksinasi di Gunung Kidul mencapai 70 penduduk populasi penduduk di Gunung Kidul. Sekarang sudah ada sekitar 48.000 warga yang divaksin.


"Warga yang divaksin memang masih jauh dari target karena kelancaran vaksin juga sangat bergantung dengan distribusi dari pemerintah karena pemkab tidak bisa melakukan pengadaan sendiri,” katanya.

Baca juga: Pemudik telanjur tiba, Gunung Kidul-DIY berlakukan isolasi mandiri

Baca juga: Satgas COVID-19 desa di Gunung Kidul diminta pantau perantau