Kasus positif COVID-19 naik usai Lebaran, pendatang jadi ODP
19 Mei 2021 23:20 WIB
Petugas memperagan cara menggunakan kantong plastik untuk menampung udara dari pernapasan pasien dalam test deteksi COVID-19 GeNose di Bandara Sepinggan, Balikpapan. Hasil GeNose negatif diakui sebagai syarat turut dalam penerbangan. Untuk masuk Balikpapan sendiri disyaratkan hasil rapid test antigen. ANTARA/Novi Abdi.
Balikpapan (ANTARA) - Sepekan setelah Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah yang jatuh 13 Mei pekan lalu, jumlah penambahan pasien positif COVID-19 Balikpapan naik kembali dibanding sebelum Idul Fitri.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Balikpapan yang juga juru bicara Satuan Tugas (Satgas Penanganan COVID-19) dr Andi Sri Juliarty, saat menjelang Lebaran, penambahan pasien positif mencapai titik terendah dalam tahun ini, antara 4-5 kasus.
“Sekarang, seperti pada angka hari ini, sementara penambahan mencapai 37 kasus,” kata dr Juliarty, Rabu.
Di sisi lain, menurut Kadinkes, kenaikan ini belumlah drastis, apalagi bila dibandingkan penambahan angka positif COVID-19 bulan Maret lampau, misalnya, yang mencapai 150 pasien per hari.
Baca juga: Balikpapan kembalikan 3.200 dosis Vaksin AstraZeneca batch CTmAV547
Baca juga: Lepas Lebaran, kasus COVID-19 Balikpapan bertambah
Bahkan Satgas memprediksi angka tersebut bisa saja akan semakin naik, melihat aktivitas selama Idul Fitri kemarin mobilitas kerumunan orang lebih banyak terjadi.
“Karena itulah kita kembali mengetatkan PPKM Mikro,” kata dr Juliarty lagi.
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di tingkat lingkungan itu kini termasuk pemantauan warga yang baru pulang mudik atau orang baru yang kini tinggal di Balikpapan. Mereka yang baru masuk Balikpapan itu pun diwajibkan memperlihatkan hasil tes cepat antigen.
Selain itu, vaksinasi juga terus digencarkan. Agar bisa melayani lebih cepat dan lebih banyak warga, alur layanan vaksinasi
Dipangkas menjadi hanya 2 meja saja dari sebelumnya 4 meja.
Menurut Kadinkes Juliarty, penyederhanaan alur vaksinasi itu untuk memudahkan masyarakat. Meja pertama pelayanan skrining dan vaksinasi, baru kemudian meja kedua observasi
“Pelayanan pola dua meja ini yaitu dimana meja pertama pemberian layanan skrining dan vaksinasi, kemudian meja kedua adalah pencatatan dan obeservasi,” jelas dr Juliarty. Rabu (19/05/2021).
Sebelumnya, dengan 4 meja, setelah registrasi di meja pertama, ada meja tensi di mana pasien diperiksa tekanan darahnya. Baru kemudian di meja ketiga divaksin, dan diobservasi di meja keempat selama 30 menit.
“Sekarang observasi cukup 15 menit. Saat registrasi masing-masing pasien juga sudah diberikan formulir yang menanyakan riwayat kesehatan yang bersangkutan dan harus diisi sendiri.
Lalu untuk masa observasi setelah divaksin, dari sebelumnya 30 menit kini hanya 15 menit. Sehingga proses vaksinasi bisa lebih cepat.*
Baca juga: Cegah COVID-19, selama Idul Fitri tempat wisata di Balikpapan ditutup
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Balikpapan terus menurun
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Balikpapan yang juga juru bicara Satuan Tugas (Satgas Penanganan COVID-19) dr Andi Sri Juliarty, saat menjelang Lebaran, penambahan pasien positif mencapai titik terendah dalam tahun ini, antara 4-5 kasus.
“Sekarang, seperti pada angka hari ini, sementara penambahan mencapai 37 kasus,” kata dr Juliarty, Rabu.
Di sisi lain, menurut Kadinkes, kenaikan ini belumlah drastis, apalagi bila dibandingkan penambahan angka positif COVID-19 bulan Maret lampau, misalnya, yang mencapai 150 pasien per hari.
Baca juga: Balikpapan kembalikan 3.200 dosis Vaksin AstraZeneca batch CTmAV547
Baca juga: Lepas Lebaran, kasus COVID-19 Balikpapan bertambah
Bahkan Satgas memprediksi angka tersebut bisa saja akan semakin naik, melihat aktivitas selama Idul Fitri kemarin mobilitas kerumunan orang lebih banyak terjadi.
“Karena itulah kita kembali mengetatkan PPKM Mikro,” kata dr Juliarty lagi.
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di tingkat lingkungan itu kini termasuk pemantauan warga yang baru pulang mudik atau orang baru yang kini tinggal di Balikpapan. Mereka yang baru masuk Balikpapan itu pun diwajibkan memperlihatkan hasil tes cepat antigen.
Selain itu, vaksinasi juga terus digencarkan. Agar bisa melayani lebih cepat dan lebih banyak warga, alur layanan vaksinasi
Dipangkas menjadi hanya 2 meja saja dari sebelumnya 4 meja.
Menurut Kadinkes Juliarty, penyederhanaan alur vaksinasi itu untuk memudahkan masyarakat. Meja pertama pelayanan skrining dan vaksinasi, baru kemudian meja kedua observasi
“Pelayanan pola dua meja ini yaitu dimana meja pertama pemberian layanan skrining dan vaksinasi, kemudian meja kedua adalah pencatatan dan obeservasi,” jelas dr Juliarty. Rabu (19/05/2021).
Sebelumnya, dengan 4 meja, setelah registrasi di meja pertama, ada meja tensi di mana pasien diperiksa tekanan darahnya. Baru kemudian di meja ketiga divaksin, dan diobservasi di meja keempat selama 30 menit.
“Sekarang observasi cukup 15 menit. Saat registrasi masing-masing pasien juga sudah diberikan formulir yang menanyakan riwayat kesehatan yang bersangkutan dan harus diisi sendiri.
Lalu untuk masa observasi setelah divaksin, dari sebelumnya 30 menit kini hanya 15 menit. Sehingga proses vaksinasi bisa lebih cepat.*
Baca juga: Cegah COVID-19, selama Idul Fitri tempat wisata di Balikpapan ditutup
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Balikpapan terus menurun
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: