Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum pada RAPBN 2011 memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp56,5 triliun, atau tertinggi dibanding anggaran belanja yang didapat Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah.

"Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum difokuskan pada pembangunan infrastruktur yang berkualitas untuk meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menyampaikan Keterangan Pemerintah atas RUU Tentang RAPBN 2011 Beserta Nota Keuangan, pada Sidang Paripurna DPR, di Gedung MPR/DPR-RI, Senin.

Selanjutnya, Kementerian yang memperoleh anggaran tertinggi kedua yaitu, Kementerian Pendidikan Nasional sebesar Rp50,3 triliun.

Ketiga, Kementerian Pertahanan sebesar Rp45,2 triliun, ke empat Kementerian Agama Rp31,0 triliun, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia Rp28,3 triliun.

Selain itu, kelima Kementerian Negara dan Lembaga, juga terdapat beberapa yang memperoleh alokasi anggaran di atas Rp10 triliun.

Kementerian Kesehatan tercatat meraih anggaran Rp26,2 triliun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rp15,1 triliun, Kementerian Pertanian Rp16,8 triliun.

Selanjutnya Kementerian Keuangan Rp16,5 triliun, Kementerian Dalam Negeri Rp13,3 triliun.

Pada RAPBN 2011, pemerintah mengalokasikan dana belanja Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah Rp395,2 triliun.

Dijelaskan Kepala Negara, sebesar Rp120,4 triliun atau 29,3 persen di antaranya digunakan untuk mendukung program dan kegiatan di bidang politik, hukum dan keamanan.

Adapun sebesar Rp161,2 triliun atau 39,3 persen, untuk mendukung program dan kegiatan di bidang perekonomian.

Sedangkan selebihnya atau 34,4 persen untuk kegiatan kesejahteraan rakyat akan mendapatkan dukungan alokasi anggaran sebesar Rp128,8 triliun.

RAPBN 2011 terdiri dari pendapatan negara bukan hibah Rp1.086,4 triliun atau naik Rp94 triliun (9,5 persen) dari target APBN-P 2010 dan belanja negara direncanakan sebesar Rp1.202 triliun atau meningkat Rp76 triliun (6,7 persen) dari pagu APBN-P 2010.

Dengan demikian, RAPBN 2011 masih defisit Rp115,7 triliun atau 1,7 persen dari PDB.

Sedangkan, asumsi makro RAPBN 2011 adalah pertumbuhan ekonomi dipatok 6,3 persen, laju inflasi 5,3 persen, suku bunga SBI 3 bulan 6,5 persen, nilai tukar Rp9.300 per dolar AS, harga minyak 80 dolar AS per barel, dan lifting minyak 970.000 barel per hari.
(R017/B010)