Dinkes: Varian baru COVID-19 tak ditemukan di Probolinggo
19 Mei 2021 22:08 WIB
Dokumentasi - Pekerja migran Indonesia yang tiba di Kabupaten Probolinggo langsung dikarantina di lokasi yang disediakan Pemkab Probolinggo. ANTARA/ HO - Diskominfo Kabupaten Probolinggo.
Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Dyah Kuncarawati mengatakan varian baru COVID-19 tidak ditemukan di kabupaten setempat berdasarkan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan dengan menggunakan reagen khusus.
"Virus varian baru COVID-19 sudah masuk di Jawa Timur, tetapi di Kabupaten Probolinggo berdasarkan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan masih belum ditemukan kasus varian baru tersebut," katanya di Probolinggo, Rabu.
Ia mengatakan pihaknya melakukan pemeriksaan kepada kontak eratnya pekerja migran Indonesia dari Desa Wangkal, Kecamatan Gading, tetapi setelah di tes dengan reagen khusus varian baru, ternyata hasilnya negatif.
Diyah menjelaskan virus varian baru COVID-19 itu memperbanyak diri supaya eksis dan untuk menjadi varian baru itu, virus tersebut harus memperbanyak diri dulu di dalam badan manusia, memperbanyak dan infeksinya tinggi, maka akan membentuk varian-varian baru.
"Supaya hal itu tidak terjadi, maka jangan membiarkan virus itu masuk, sehingga tidak memberikan kesempatan virus itu masuk ke dalam tubuh manusia," tutur-nya.
Baca juga: Satgas Jember tingkatkan pengawasan pemulangan pekerja migran
Baca juga: Kemenkes konfirmasi kasus baru penularan corona varian B117 dan B1351
Ia mengimbau masyarakat di Kabupaten Probolinggo kembali kepada menerapkan "5M" yakni mulai dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas dan interaksi, serta terakhir adalah dengan vaksinasi.
"Vaksinasi sangat efektif karena antibody dan imunitas tubuh akan dipacu untuk naik, sehingga ketika virus itu masuk tidak menjadi gejala. Kalau daya tahan tubuhnya semakin naik lagi, virus juga tidak bisa masuk," katanya.
Menurutnya teknis penanganan virus varian baru COVID-19 itu sama dengan varian-varian sebelumnya dan tetap pasien positif akan dikarantina selama 14 hari.
"Gejalanya lebih ke arah batuk dan sakit tenggorokan, anosmia, demam dan lelah. Jika bergejala, harus segera dirujuk ke rumah sakit, supaya tidak menularkan kepada yang lain," ujarnya.
Ia menjelaskan Dinkes Probolinggo punya reagen khusus virus varian baru COVID-19 tersebut di RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan sementara pemeriksaan varian baru itu masih terbatas kepada pekerja migran Indonesia saja.
Jumlah pekerja migran Indonesia asal Probolinggo yang dijemput dari Asrama Haji Surabaya sebanyak 148 orang, tetapi sebelumnya sudah banyak dan sudah pulang dari tempat isolasi, sehingga tinggal satu orang yang dikarantina di Puskesmas Maron karena hasil laboratorium-nya belum turun.
"Ada empat orang pekerja migran yang positif kita isolasi di Rumah Isolasi Sari Indah Gending, kemudian tempat karantina di Puskesmas Maron dan Puskesmas Paiton," ucap-nya.
"Virus varian baru COVID-19 sudah masuk di Jawa Timur, tetapi di Kabupaten Probolinggo berdasarkan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan masih belum ditemukan kasus varian baru tersebut," katanya di Probolinggo, Rabu.
Ia mengatakan pihaknya melakukan pemeriksaan kepada kontak eratnya pekerja migran Indonesia dari Desa Wangkal, Kecamatan Gading, tetapi setelah di tes dengan reagen khusus varian baru, ternyata hasilnya negatif.
Diyah menjelaskan virus varian baru COVID-19 itu memperbanyak diri supaya eksis dan untuk menjadi varian baru itu, virus tersebut harus memperbanyak diri dulu di dalam badan manusia, memperbanyak dan infeksinya tinggi, maka akan membentuk varian-varian baru.
"Supaya hal itu tidak terjadi, maka jangan membiarkan virus itu masuk, sehingga tidak memberikan kesempatan virus itu masuk ke dalam tubuh manusia," tutur-nya.
Baca juga: Satgas Jember tingkatkan pengawasan pemulangan pekerja migran
Baca juga: Kemenkes konfirmasi kasus baru penularan corona varian B117 dan B1351
Ia mengimbau masyarakat di Kabupaten Probolinggo kembali kepada menerapkan "5M" yakni mulai dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas dan interaksi, serta terakhir adalah dengan vaksinasi.
"Vaksinasi sangat efektif karena antibody dan imunitas tubuh akan dipacu untuk naik, sehingga ketika virus itu masuk tidak menjadi gejala. Kalau daya tahan tubuhnya semakin naik lagi, virus juga tidak bisa masuk," katanya.
Menurutnya teknis penanganan virus varian baru COVID-19 itu sama dengan varian-varian sebelumnya dan tetap pasien positif akan dikarantina selama 14 hari.
"Gejalanya lebih ke arah batuk dan sakit tenggorokan, anosmia, demam dan lelah. Jika bergejala, harus segera dirujuk ke rumah sakit, supaya tidak menularkan kepada yang lain," ujarnya.
Ia menjelaskan Dinkes Probolinggo punya reagen khusus virus varian baru COVID-19 tersebut di RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan sementara pemeriksaan varian baru itu masih terbatas kepada pekerja migran Indonesia saja.
Jumlah pekerja migran Indonesia asal Probolinggo yang dijemput dari Asrama Haji Surabaya sebanyak 148 orang, tetapi sebelumnya sudah banyak dan sudah pulang dari tempat isolasi, sehingga tinggal satu orang yang dikarantina di Puskesmas Maron karena hasil laboratorium-nya belum turun.
"Ada empat orang pekerja migran yang positif kita isolasi di Rumah Isolasi Sari Indah Gending, kemudian tempat karantina di Puskesmas Maron dan Puskesmas Paiton," ucap-nya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021
Tags: