Singapura (ANTARA News) - Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia Senin karena kekhawatiran seputar ekonomi Amerika Serikat dan China telah menekan pasar minyak, kata analis.

Kontrak utama New York, untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman September naik 9 sen ke posisi 75,48 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengapalan September turun 9 sen menjadi 75,02 dolar AS per barel pada perdagangan terakhirnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Kekhawatiran seputar ekonomi Amerika Serikat dan juga China, di mana masing-masing merupakan konsumen energi terbesar dan ke dua dunia, telah mempengaruhi harga minyak, kata Tony Nunan, manajer risiko Mitsubishi Corp di Tokyo.

"Amerika Serikat dan China yang cenderung melemah membuat pasar sedikit khawatir," katanya.

Ia menambahkan bahwa prospek ekonomi ke dua negara itu "sedikit `bullish` ketimbang sebelumnya" dan telah meniadakan data ekonomi kuat dari Eropa.

Sebuah pengumuman Selasa lalu oleh Federal Reserve AS bahwa pemulihan ekonomi Amerika Serikat akan lebih lemah dari pada yang diantisipasi oleh pasar global.

Pertumbuhan yang melamban di China, pusat kekuatan ekonomi Asia yang telah mempertahankan ekonomi global terhindar dari kesulitan dalam 18 bulan terakhir, menyumbang terhadap kekhawatiran seputar berbalik menguatnya ekonomi global.

Pada Kamis lalu, kenaikan mengejutkan dalam klaim baru pengangguran mingguan AS menambah suram prospek ekonomi negara adikuasa itu.

Sementara pada Jumat, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) merevisi naik permintaan minyak dunia memperkirakan pertumbuhan untuk 2010 sebesar 1,2 persen.

"Mengingat permintaan minyak stabil di AS, proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia direvisi naik sebesar 0,1 juta barel per hari dengan menunjukkan pertumbuhan 1,05 juta barel per hari atau 1,2 persen," kata kartel dalam laporan bulanan.

Total kebutuhan untuk 2010 diperkirakan mencapai 85,5 juta barela per hari, naik dari 84,46 juta barel per hari pada 2009.
(ANT/A024)