Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai batik karya perajin di Indonesia sebagai kekayaan luar biasa yang kualitasnya tidak tertandingi batik impor.

"Desainnya jauh lebih menarik, lebih kaya," kata Menteri Agus saat mengunjungi Balai Besar Kerajinan Batik (BBKB) di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Agus, motif batik di Indonesia amat beragam. Masing-masing daerah memiliki ciri khas yang unik dan tidak sama.

"Kita bisa lihat dari seluruh daerah di Indonesia mereka punya ciri khas masing-masing dalam batiknya," ujar dia.

Untuk mendongkrak daya saing di pasaran, menurut dia, Kemenperin memberikan asistensi, mendukung, dan membantu agar produk-produk batik di Indonesia bisa mendapatkan sertifikasi SNI.

Sertifikasi SNI, menurut dia, amat penting meningkatkan kualitas produk dalam negeri sehingga diharapkan mampu menahan produk-produk asing di pasaran lokal.

"Tidak kalah penting SNI ini juga bisa menjadi instrumen kita untuk menahan batik-batik yang dari luar negeri atau impor," kata dia.

Dalam agenda kunjungan di BBKB, Menperin meresmikan Studio Pengembangan Industri Batik Indonesia. Melalui studio itu, Kemenperin melalui BBKB tetap dapat memberikan layanan pelatihan bagi para calon pembatik di seluruh penjuru Nusantara meski di tengah situasi pandemi.

"Sekarang sedang pandemi, tapi kita tidak kalah dengan pandemi, tetap semangat, kita melaksanakan apa yang disebut dengan learning center," kata Agus Gumiwang.

Baca juga: Menperin resmikan studio pengembangan batik di Yogyakarta
Baca juga: Pedagang batik Pekalongan terdampak pandemi berkepanjangan
Baca juga: Kemenperin dorong produsen batik terapkan industri hijau