Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi kembali melemah seiring aksi pelaku pasar yang menghindari aset berisiko.

Pada pukul 9.45 WIB, rupiah melemah 43 poin atau 0,3 persen ke posisi Rp14.315 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.273 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan, penguatan rupiah pada Selasa (18/5) tidak terlalu meyakinkan dan hanya menguat tipis. Hal itu bisa memberikan indikasi peluang pelemahan rupiah juga masih terbuka.

"Pagi ini terlihat pelaku pasar menghindari aset berisiko dengan pelemahan indeks saham Asia, yang mengekor pelemahan indeks saham AS kemarin. Hal ini mungkin bisa menekan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hari ini. Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi di AS mungkin menjadi pemicu aksi hindar risiko," ujar Ariston.

Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, indeks dolar AS masih terlihat lemah. Pasar masih menganggap bank sentral AS The Fed tidak akan mengubah kebijakan pelonggaran moneternya dalam waktu dekat karena data tenaga kerja AS yang belum menunjukkan pemulihan seperti sebelum pandemi.

"Hal ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah tidak dalam," kata Ariston.

Pelaku pasar jug menantikan notulen rapat kebijakan moneter AS yang akan dirilis dini hari nanti. Pasar masih ingin mengonfirmasi sikap bank sentral terhadap kenaikan laju inflasi di AS saat ini, apakah ada sinyal pengetatan moneter atau tidak.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.330 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.270 per dolar AS.

Pada Selasa (18/5) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.273 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.283 per dolar AS.