Jakarta (ANTARA News) - Dua buku mengenai kehidupan mantan Presiden Soeharto serta perjalanan hidupnya hingga mencapai puncak sebagai Kepala Negara diluncurkan di Auditorium Adhiyana Wisma Antara, Jakarta, Rabu.

Dua buku tersebut terdiri dari buku pengantar oleh Ki Probosutedjo, Kesaksian Sejarah Indonesia, "Dari Pak Harto untuk Indonesia" dan buku utama berjudul "Presiden RI II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita".

Buku utama berisi kumpulan berita menyangkut karir Pak Harto sejak sebelum menjabat sebagai Presiden yaitu aktivitasnya sebagai pejabat militer pada 1965 hingga masa-masa menjabat sebagai Presiden sejak 1967 hingga 1998.

Buku utama ini terdiri dari 20 jilid yang masing-masing berisi sekitar 800-900 halaman yang dikelompokkan dalam kategori tahun dan tema.

Sedangkan, buku pengantar merupakan penuturan adik tiri Pak Harto, Probosutedjo, tentang setiap peristiwa yang terjadi dalam kaitannya dengan perjalanan hidup Pak Harto, baik sebagai pribadi maupun perjalanan karirnya, konsep dalam membangun negara serta visinya untuk masa depan Indonesia.

Buku yang diterbitkan oleh Antara Pustaka Utama (APU) bersama Universitas Mercu Buana (UMB) itu atas prakarsa Ki Probosutedjo yang selama ini dikenal sebagai adik sekaligus pendamping Pak Harto dalam masa-masa awal karirnya hingga masa Pak Harto tutup usia.

"Pak Harto tidak pernah bermimpi untuk menjadi Presiden, tetapi ketika akhirnya mendapat amanat untuk memimpin Indonesia, beliau bersungguh-sungguh menyiapkan konsep dan melaksanakan pembangunan demi mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa," kata Probo.

Buku kliping berita dicetak sebanyak 2.000 eksemplar sedangkan buku "Dari Pak Harto untuk Indonesia" dicetak sebanyak 6.000 eksemplar.

"Melalui buku dokumen sejarah seperti ini, anak bangsa dapat mempelajari kearifan dan visi para pemimpin bangsa yang dapat dipetik hikmahnya dan diteladani keberhasilannya. Antara akan terus mengembangkan pemberitaan dan siap menerbitkan buku-buku yang lain," kata Dirut Perum LKBN Antara, Dr Ahmad Mukhlis Yusuf.

LKBN Antara, satu-satunya kantor berita di Indonesia yang berdiri sejak 13 Desember 1937, disebutkan, bertugas mengawal dokumentasi sejarah bangsa dalam bentuk pemberitaan sekaligus menjalankan fungsinya sebagai "second line diplomacy" sehingga terbitlah buku itu.

APU juga pernah menerbitkan buku bunga rampai kepemimpinan Presiden Megawati dengan judul "Tak Ada Jalan Pintas", dan serangkaian buku jurnalistik.

Pada acara peluncuran tersebut, wartawan kawakan yang sangat mengenal perjalanan karir Presiden Soeharto, Rosihan Anwar, memberi pidato testimoni, demikian pula Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Prabowo Soebiyanto, yang juga pernah menjadi mantu Pak Harto. (*)