Tokyo (ANTARA News) - Para pemimpin Jepang mengkhawatirkan penguatan yen Kamis dalam bentuk "intervensi verbal" untuk mengendalikan penguatan belakangan ini, yang mengancam pemulihan rapuh.

Dolar, yang mencapai titik terendah 15 tahun pada 84,73 yen semalam saat para investor mencari mata uang yang aman di tengah kekhawatiran baru menyangkut kesehatan ekonomi global, bergerak hingga 85,70 yen setelah komentar tersebut, sebelum melemah.

Perdana Menteri Kan mengatakan Kamis kenaikan mata uang tersebut terlalu "cepat" dan setuju dengan seorang tangan kanannya dan Kepala Sekretaris Kabinet Yoshito Sengoku agar memperhatikan masalah tersebut, media Jepang mengatakan.

Mata uang dolar kembali naik di atas level kritis 85-yen menyusul berita bahwa para pejabat Jepang menunjukkan kekhawatiran berkaitan dengan penguatan mata uang tersebut, yang mengancam sektor ekspor pendorong pemulihan ekonomi Jepang yang rapuh.

Tetapi untuk meredakan spekulasi bahwa Jepang bersiap mengintervensi pasar uang untuk pertamakalinya sejak 2004, Menteri Keuangan Yoshihiko Noda mengatakan ia akan memonitor situasinya.

Pemerintah akan mengawasi pasar mata uang "dengan sangat hati-hati," kata Noda kepada wartawan di kementerian keuangan, namun menambahkan bahwa ia akan "menahan diri dari membuat komentar kemungkinan intervensi."

Gubernur Bank Sentral Jepang Masaaki Shirakawa mengatakan bahwa ia mencatat volatilitas di pasar keuangan belakangan ini di tengah kekhawatiran tentang pemulihan AS.

"Terdapat fluktuasi substansial di pasar mata uang asing dan pasar saham terutama dilatarbelakangai oleh semakin tidakpastinya masa depan perekonomian AS," kata Shirakawa dalam sebuah pernyataan.

Noda minggu sebelumnya mengatakan bahwa ia menginginkan Bank Sentral Jepang supaya lebih "bekerjasama" dengan pemerintah dalam mengatasi kenaikan yen, tanda tekanan baru terhadap lembaga oleh pejabat.

Bank Sentral Jepang pada Selasa mempertahankan suku bunga utama tidak berubah pada 0,1 persen, tetapi para analis mengatakan sedikit yang bisa dilakukan untuk menghentikan kenaikan yen sebab situasi sekarang ini didasarkan pada ketakukan terhadap ekonomi AS serta pelemahan dolar.

Yen yang menjadi perlindungan aman telah menguat melampaui level perdagangan yang diperkirakan sebelumnya oleh banyak eksportir yang melihat kenaikkannya dengan rasa khawatir, selagi para investor mencari perlindungan dari volatilitas dolar dan euro.

Per satu-yen kenaikan nilai mata uang tersebut terhadap dolar, perusahaan dapat kehilangan puluhan miliar yen yang diperoleh di luar negeri ketika direpatriasikan, mengancam sektor yang Jepang gantungi untuk mengimbangi situasi domestiknya yang lemah.

Indeks Nikkei 225 Tokyo turun 0,86 persen Kamis, setelah turun lebih dari 2,0 persen dalam perdagangan hari ketika saham-saham eksportir jatuh sebelum memangkas kerugian sebelumnya akibat spekulasi intervensi. Kesanksian terhadap laju pemulihan di Amerika Serikat telah menekan dolar dalam beberapa minggu ini.

Pandangan pesimistis yang dikeluarkan the Fed Selasa, yang memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi-terbesar dunia itu sedang melambat serta mengambil opsi langkah stimulus lebih jauh, juga telah meningkatkan permintaan terhadap yen.

Namun, banyak pemain pasar percaya bahwa pihak berwenang Jepang tidak mungkin memasuki pasar di level sekarang ini.

"Sulit bagi Jepang untuk memperoleh persetujuan dari (permodalan keuangan barat) bagi suatu intervensi penjualan-yen yang besar," kata Hideaki Inoue, dealer Mitsubishi UFJ Trust and Banking.

"Jepang juga perlu dipandang melaksanakan apa yang digembar-gemborkannya, sesudah mendesak China agar membiarkan mata uangnya mengambang secara bebas." (K004/R009/TERJ)