Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang, Irfan Kurniawan, memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah masih akan bergerak turun, karena pasar tetap negatif, meski tekanannya sudah jauh berkurang.

Pasar masih negatif terhadap rupiah sehingga posisi mata uang Indonesia akan berkisar Rp9.000-Rp9.050 per dolar, katanya yang juga analis PT First Asia Capital di Jakarta, Kamis.

Rupiah pada Kamis mencapai Rp9.000-Rp9.010 per dolar turun dibanding hari sebelumnya Rp8.968-Rp8.978 atau turun 32 poin.

Irfan Kurniawan mengatakan, rupiah dalam jangka pendek masih tertekan, apalagi pemerintah berkeinginan menekan rupiah agar ada di atas Rp9.000 per dolar.

Karena posisi rupiah di atas Rp9.000 per dolar akan memicu ekspor Indonesia di pasar dapat bersaing, ucapnya.

Rupiah dibawah Rp9.000 per dolar mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia agak lesu karena daya saing produk Indonesia melemah.

Menurut dia, rupiah dalam jangka panjang berpeluang untuk naik, karena pelaku asing masih ingin bermain di pasar domestik, karena pelaku menilai potensi pasar Indonesia masih lebih baik ketimbang pasar lainnya.

Ia menilai, apabila pelaku asing kembali menggebrak pasar saham dan memicu pasar uang positif, maka rupiah akan kembali meningkat.

"Kami optimis rupiah akan bergerak naik lagi asalkan kenaikannya tidak dihambat oleh Bank Indonesia (BI) , "ucapnya.

Lihat saja apakah Indeks Harga Saham Gabungan kembali positif menguat, apabila membaik maka pada gilirannya akan mengangkat rupiah juga membaik.
(T.H-CS/A011/P003)