Objek Wisata Kedung Ombo Boyolali masih ditutup
17 Mei 2021 16:49 WIB
Sejumlah relawan SAR gabungan melakukan pencarian korban di Waduk Kedung Ombo Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (16/5/2021) (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Boyolali (ANTARA) - Objek wisata air di Waduk Kedung Ombo Dukuh Bulu, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah hingga saat ini masih ditutup sejak terjadi kecelakaan perahu tenggelam yang menyebabkan sembilan orang meninggal dunia.
"Objek wisata WKO (Waduk Kedung Ombo) masih ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan melihat perkembangan situasi dan kondisi pasca-kejadian," kata Wakil Kepala Polres Boyolali Kompol Afrian Satya Permadi mewakili Kepala Polres Boyolali AKBP Morry Ermond di Boyolali, Senin.
Pihaknya lebih mengutamakan kegiatan terkait dengan "post traumatic" atau penanganan gangguan pascatrauma bagi korban selamat dan keluarga korban yang meninggal dunia. Gangguan yang mereka alami, setelah mengalami kecelakaan air itu.
"Kami menyasarkan terhadap 'post traumatic', terutama di masyarakat sekitar objek wisata dan juga ke masyarakat keluarga yang menjadi korban dalam peristiwa itu," katanya.
Baca juga: Ganjar: Objek wisata abaikan keselamatan pengunjung akan ditutup
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo mengatakan Tim SAR gabungan setelah melakukan pencarian selama tiga hari, sejak Sabtu (15/5) hingga Senin ini dan telah menemukan sembilan korban kecelakaan perahu wisata penyeberangan ke warung apung di WKO.
"Sembilan korban hilang sudah ditemukan seluruhnya. Hal ini melibatkan total anggota relawan SAR gabungan dari unsur TNI/Polri, sipil sebanyak 738 orang," katanya.
Para relawan setelah melakukan penyelaman hingga kedalaman air sekitar 30 meter, baik operasi visual maupun manual dengan menggunakan perahu karet untuk menciptakan gelombang agar jasad korban muncul ke permukaan air.
"Kami dalam pencarian dua korban terakhir dengan metode 'ngebor' atau membuat manuver air dengan perahu karet. Hal ini, dengan tujuan membuat gelombang air agar jasad korban muncul ke permukaan," kata dia.
SAR menemukan satu korban atas nama Jalal (1,5), warga Pilangrejo, Boyolali pada Minggu (16/5), sekitar pukul 21.00 WIB. Korban hilang terakhir atas nama Niken Safitri (8), warga Gobrogan ditemukan oleh SAR pada Senin, sekitar pukul 05.15 WIB. Setelah sembilan korban ditemukan, operasi SAR gabungan ditutup pada Senin ini.
Sebuah perahu yang ditumpangi sekitar 20 wisatawan lokal mengalami kecelakaan air di di WKO, Sabtu (15/5), sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, perahu mengantarkan penumpang menuju warung apung di Kedung Ombo. Ketika hendak sampai warung, banyak penumpang maju untuk swafoto. Akibatnya perahu oleng dan menjorok maju sehingga air mulai masuk. Perahu hilang keseimbangan, akhirnya terbalik dan tenggelam. Sebanyak 11 penumpang berhasil diselamatkan dan sembilan korban hilang.
Baca juga: Polisi: Sembilan korban tenggelam di Waduk Kedung Ombo belum ditemukan
Baca juga: Enam korban perahu tenggelam di Kedung Ombo sudah teridentifikasi
"Objek wisata WKO (Waduk Kedung Ombo) masih ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan melihat perkembangan situasi dan kondisi pasca-kejadian," kata Wakil Kepala Polres Boyolali Kompol Afrian Satya Permadi mewakili Kepala Polres Boyolali AKBP Morry Ermond di Boyolali, Senin.
Pihaknya lebih mengutamakan kegiatan terkait dengan "post traumatic" atau penanganan gangguan pascatrauma bagi korban selamat dan keluarga korban yang meninggal dunia. Gangguan yang mereka alami, setelah mengalami kecelakaan air itu.
"Kami menyasarkan terhadap 'post traumatic', terutama di masyarakat sekitar objek wisata dan juga ke masyarakat keluarga yang menjadi korban dalam peristiwa itu," katanya.
Baca juga: Ganjar: Objek wisata abaikan keselamatan pengunjung akan ditutup
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo mengatakan Tim SAR gabungan setelah melakukan pencarian selama tiga hari, sejak Sabtu (15/5) hingga Senin ini dan telah menemukan sembilan korban kecelakaan perahu wisata penyeberangan ke warung apung di WKO.
"Sembilan korban hilang sudah ditemukan seluruhnya. Hal ini melibatkan total anggota relawan SAR gabungan dari unsur TNI/Polri, sipil sebanyak 738 orang," katanya.
Para relawan setelah melakukan penyelaman hingga kedalaman air sekitar 30 meter, baik operasi visual maupun manual dengan menggunakan perahu karet untuk menciptakan gelombang agar jasad korban muncul ke permukaan air.
"Kami dalam pencarian dua korban terakhir dengan metode 'ngebor' atau membuat manuver air dengan perahu karet. Hal ini, dengan tujuan membuat gelombang air agar jasad korban muncul ke permukaan," kata dia.
SAR menemukan satu korban atas nama Jalal (1,5), warga Pilangrejo, Boyolali pada Minggu (16/5), sekitar pukul 21.00 WIB. Korban hilang terakhir atas nama Niken Safitri (8), warga Gobrogan ditemukan oleh SAR pada Senin, sekitar pukul 05.15 WIB. Setelah sembilan korban ditemukan, operasi SAR gabungan ditutup pada Senin ini.
Sebuah perahu yang ditumpangi sekitar 20 wisatawan lokal mengalami kecelakaan air di di WKO, Sabtu (15/5), sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu, perahu mengantarkan penumpang menuju warung apung di Kedung Ombo. Ketika hendak sampai warung, banyak penumpang maju untuk swafoto. Akibatnya perahu oleng dan menjorok maju sehingga air mulai masuk. Perahu hilang keseimbangan, akhirnya terbalik dan tenggelam. Sebanyak 11 penumpang berhasil diselamatkan dan sembilan korban hilang.
Baca juga: Polisi: Sembilan korban tenggelam di Waduk Kedung Ombo belum ditemukan
Baca juga: Enam korban perahu tenggelam di Kedung Ombo sudah teridentifikasi
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: