Jakarta (ANTARA News) - Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) mencatat bahwa krisis ekonomi telah mengakibatkan naiknya tingkat pengangguran pemuda global dari 11,9 persen pada 2007 hingga 13,0 persen pada 2009.

"Efek dari krisis ekonomi dan finansial berpotensi memperburuk ketersediaan kerja yang telah ada di antara pemuda," kata Direktur Jenderal ILO Juan Somavia dalam siaran pers laporan ILO yang diterima ANTARA News di Jakarta, Kamis.

Menurut Juan, hasil dari efek tersebut juga membuat sejumlah kaum muda yang masih terkungkung dalam lingkaran kemiskinan untuk bertambah dan siklus kemiskinan tersebut akan bertahan setidaknya untuk selama satu generasi mendatang.

Laporan ILO yang diluncurkan bertepatan dengan peluncuran Tahun Pemuda Internasional PBB pada tanggal 12 Agustus itu menjelaskan antara lain tentang bagaimana tingkat pengangguran telah mencapai tingkat tertinggi dan diperkirakan akan terus meningkat pada 2010.

Laporan tersebut mengemukakan, dari sebanyak 620 juta kaum muda berusia 15-24 tahun yang aktif secara ekonomi, terdapat 81 juta orang yang menganggur pada akhir tahun 2009.

Selain itu, tingkat pengangguran yang meningkat dari 11,9 persen pada 2007 hingga 13 persen pada 2009 juga diperkirakan akan membawa konsekuensi signifikan bagi pemuda dan berpotensi menimbulkan risiko munculnya "generasi hilang" yang berisi dari generasi muda yang terlempar dari pasar kerja.

Berdasarkan proyeksi ILO, tingkat pengangguran pemuda global diperkirakan akan terus meningkat hingga 13,1 persen pada 2010, dan diikuti oleh penurunan moderat ke tingkat 12,7 persen pada 2011.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa di negara-negara ekonomi berkembang, di mana 90 persen pemuda global berada, kaum muda lebih rentan terhadap pengangguran dan kemiskinan.

Juan menegaskan, pemuda adalah penggerak perkembangan ekonomi sehingga mengabaikan potensi ini sama saja dengan melakukan kesia-siaan ekonomi dan dapat merusak stabilitas sosial.

Ia memaparkan, krisis ekonomi yang terjadi seharusnya juga dapat dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk mengkaji ulang strategi untuk menghadapi kondisi tidak menguntungkan yang serius yang dihadap kaum muda saat mereka memasuki pasar kerja.

"Adalah penting untuk berfokus pada strategi yang komprehensif dan terintegrasi yang menggabungkan kebijakan pendidikan dan pelatihan dengan menargetkan kebijakan ketersediaan kerja bagi kaum muda," katanya.
(T.M040/P003)