Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai perekonomian nasional di sektor riil terus membaik terlihat dengan semakin tingginya komitmen pinjaman luar negeri swasta.

Kepala Biro Humas BI Difi Johansyah di Jakarta, Rabu mengatakan pinjaman luar negeri (PLN) swasta selama semester I-2010, akumulasi komitmen baru telah melampaui level periode sebelum krisis

Akumulasi perolehan komitmen baru selama semester I-2010 sebesar 15,7 miliar dolar AS, naik 92,4 persen dibandingkan periode yang sama 2009 sebesar 8,2 miliar dolar AS.

"Peningkatan tersebut mencerminkan kegiatan sektor riil yang semakin membaik," kata Difi.

Prospek perekonomian Indonesia yang positif, lanjutnya juga turut mempengaruhi kepercayaan asing untuk berinvestasi di dalam negeri.

Selain itu, peningkatan komitmen baru yang relatif tinggi dibandingkan 2009 terutama disebabkan terjadinya kontraksi selama semester I-2009 akibat krisis subprime mortgage.

"Kini, perolehan komitmen baru 2010 telah melebihi periode yang sama 2008 sebesar 14,8 miliar dolar AS - sebelum krisis subprime mortgage berdampak signifikan pada perekonomian nasional," katanya.

Menurut Difi, sektor ekonomi yang memiliki prospek cukup baik antara lain sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air bersih.

Hal ini terlihat dari akumulasi perolehan komitmen baru selama semester I-2010 untuk kedua sektor tersebut yang meningkat masing-masing 404,6 persen dan 121,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009.

Peningkatan antara lain disebabkan oleh kenaikan permintaan batu bara terutama dari China dan India, serta pembangunan beberapa proyek pembangkit listrik.

Indikasi meningkatnya aktivitas sektor swasta juga tercermin dari komitmen baru yang mayoritas digunakan untuk modal kerja sebesar 49,0 persen.

Selama semester I-2010, mayoritas komitmen PLN baru sebesar 64,6 persen diperoleh dari kreditor lainnya, sedangkan sisanya berasal dari perusahaan induk dan afiliasi 35,4 persen.

Hal ini mencerminkan minat investor kepada sektor swasta Indonesia semakin membaik meskipun tidak memiliki hubungan kepemilikan.

Mayoritas komitmen baru selama semester I-2010 tersebut diterima dalam bentuk instrumen trade financing 44,6 persen yang meningkat 65,2 persen dibandingkan akumulasi periode yang sama 2009.

Peningkatan komitmen baru trade financing sejalan dengan meningkatnya aktivitas impor non migas selama periode tersebut 41,9 persen. (D012/K004)