Singapura (ANTARA News) - Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia Rabu di tengah kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi Amerika Serikat terus melambat dan juga menurunnya permintaan China, kata para analis.
Kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman September naik delapan sen ke posisi 80,33 dolar AS per barel. Sedangkan minyak mentah Brent North Sea juga pengapalan September turun 31 sen menjadi 79,29 dolar AS, sebagaimana dikutip dari AFP.
"Saya pikir kami masih melihat pelemahan dalam penjualan semalam," kata Ong Yi Ling, analis investasi institusi finansial Phillip Futures yang berbasis di Singapura.
"Masyarakat mengkhawatirkan seputar permintaan bahan bakar di Amerika Serikat dan juga prospek ekonomi dunia."
Harga minyak mentah ditutup lebih rendah pada Selasa karena badan pembuat kebijakan Federal Reservie AS menjanjikan lebih banyak mengeluarkan pembiayaan stimulus guna mendorong ekonomi terbesar dunia itu di tengah tanda-tanda bahwa pemulihan kembali dari resesi global menguap.
"Ukuran pemulihan dalam produksi dan juga tenaga kerja telah melemah pada beberapa bulan terakhir," kata Komisi Federal Open Market dalam sebuah pernyataan.
Pasar mempertimbangkan pernyataan badan pembuat kebijakan
Federal Reserve AS pada Selasa, yang menjanjikan pengeluaran stimulus lebih untuk membantu menopang pemulihan ekonomi yang dikatakan telah melambat dalam beberapa bulan terakhir.
Mempertahankan suku bunga terendah sepanjang sejarah dalam menghadapi pertumbuhan yang lambat dan pengangguran tinggi, anggota dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengatakan hasil
dari portofolio obligasi hipotek bank sentral yang jatuh tempo akan digunakan untuk membeli sekuritas Treasury jangka panjang.
"Langkah pemulihan dalam output dan kesempatan kerja telah melambat dalam bulan-bulan terakhir," kata FOMC dalam sebuah pernyataan, menurunkan peringkat penilaian mengenai kesehatan
ekonomi terbesar di dunia.
"Langkah pemulihan ekonomi mungkin akan lebih moderat dalam waktu dekat daripada yang telah diantisipasi," kata 10 anggota komite.
Analis mengatakan, selain dari pengurangan pertumbuhan ekonomi AS, data baru menunjukkan berkurangnya impor China. "Dengan ekonomi AS stagnan, komoditas yang meningkat mencari pasar berkembang untuk tumbuh," analis di BMO Capital Markets mengatakan dalam laporannya.
"Minyak jatuh pada Selasa ketika China melaporkan penurunan
impor selama bulan Juli di tengah melemahnya permintaan."
Kontrak New York jatuh di bawah psikologis 80 dolar AS tingkat sebelum pembeli melangkah jelang pernyataan FOMC, yang juga mengatakan suku bunga ultra rendah akan tetap.
"The Fed pada dasarnya meletakkan beberapa jumlah uang beredar kembali ke dalam pasar, mengurangi nilai dolar, yang menaikkan harga komoditas," kata analis Phil Flynn dari PFG Best.
Skala dari perlambatan AS pekan lalu ditunjukkan ketika Departemen Tenaga Kerja melaporkan 131.000 pekerjaan hilang pada Juli, jauh lebih besar dari yang diperkirakan, menambah tekanan untuk pengangguran sebesar 9,5 persen.
(S004/A024)
Harga Minyak Bervariasi di Perdagangan Asia
11 Agustus 2010 10:33 WIB
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010
Tags: