Jakarta (ANTARA News) - LSM Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mengemukakan, kenaikan harga ikan yang biasa terjadi pada saat menjelang dan awal bulan puasa sama sekali tidak menguntungkan nelayan tradisional.

"Naiknya harga ikan tak memberi tambahan rupiah bagi nelayan tradisional. Padahal, nelayan harus menambah ongkos produksi dan logistik selama melaut," kata Sekretaris Jenderal KIARA, Riza Damanik, Rabu.

Menurut Riza, nelayan tidak mendapat keuntungan karena pada saat yang bersamaan meningkat pula pengeluaran nelayan antara lain untuk menambah ongkos produksi dan logistik selama melaut.

Meningkatnya pengeluaran tersebut, lanjutnya, antara lain juga karena setiap momentum menjelang puasa, harga kebutuhan bahan pokok umumnya juga mengalami lonjakan harga.

Ia memaparkan, minimnya peran pemerintah dalam mendukung aktivitas perikanan juga mengakibatkan kenaikan harga ikan tidak menguntungkan nelayan tradisional.

"Ini disebabkan oleh minimnya peran pemerintah dalam mendukung aktivitas perikanan rakyat, mulai dari tahap pra hingga pasca produksi dan pemasaran," kata Rizal.

Hal itu mengherankan, ujar dia, karena nelayan memiliki jasa yang besar dan dapat disebut sebagai pahlawan penyuplai protein bangsa bagi para warga masyarakat.
(M040/A038)