Bantul (ANTARA News) - Seorang pengunjung di pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sejak Selasa siang hingga malam ini tidak diketahui keberadaannya.
"Pengunjung itu berasal dari Kabupaten Boyolali, Jawa tengah yang datang ke pantai Parangtritis sejak siang hari," kata Anggota SAR Pantai Parangtritis, Suroyo di Bantul, Selasa.
Menurut dia, pengunjung yang belum jelas keberadaannya itu datang ke pantai Parangtritis bersama teman-teman sebanyak 17 orang, dan mereka mengaku telah mandi bersama di pantai, namun setelah jam 16.30 WIB mereka tidak lagi bersama.
"Temannya menyatakan sebelumnya mereka sempat berenang di pantai, namun karena tiba-tiba ada ombak besar, maka kontan membuat mereka berhamburan keluar dari air, " katanya.
Suroyo mengatakan, sebelumnya memang ada beberapa orang dari mereka yang sempat membutuhkan pertolongan Tim SAR, karena terseret ke tengah laut, namun semuanya berhasil diselamatkan.
"Ada seorang yang tidak disebutkan namanya oleh mereka belum bergabung dalam rombongan mereka, meski begitu mereka mengaku belum bisa memastikan apakah tadi ikut berenang atau tidak," katanya.
Lebih lanjut, kata dia pihaknya hingga saat ini juga terus membantu menemukan seorang yang belum jelas keberadaannya itu, dengan melakukan patroli di sekitar pantai dan berjaga diposko.
"Teman korban itu saat ini masih berada di posko menunggu kabar keberadaan temannya yang hilang itu, kami juga tidak langsung bertindak mencari ke tengah pantai, karena mempertimbangkan keselamatan anggota sendiri," katanya.
Suroyo mengatakan, Tim SAR yang disiagakan untuk mengamankan padusan menjelang Ramadhan tahun ini yaitu sebanyak 52 orang, yang menyebar ke seluruh pantai di Kabupaten ini.
"Selain di pantai Parangtritis Tim SAR juga mengamankan pantai Depok, Parangkusumo, Pandansimo, dan pantai Samas," katanya. (ANT068/K004)
Seorang Pengunjung Parangtritis Tak Diketahui Keberadaannya
10 Agustus 2010 20:50 WIB
Pantai Parangtritis/ilustrasi. (ANTARA/ Wahyu Putro A)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: