Tripoli (ANTARA News/AFP) - Kelompok amal yang dipimpin oleh putera pemimpin Libya Moammer Gaddhafi, Seif al-Islam Gaddhafi, Senin, mengatakan mereka telah menandatangani perjanjian senilai 50 juta dolar AS dengan satu badan PBB untuk membangun kembali 1.250 rumah pengungsi di Jalur Gaza.

"Kami telah menandatangani perjanjian dengan UNRWA untuk membangun 1.250 rumah di Gaza dengan total biaya 50 juta dolar AS," kata direktur eksekutif Yayasan Gaddhafi, Yussef Sawan, kepada AFP.

Israel melancarkan serangan yang menghancurkan Jalur Gaza pada akhir Desember 2008 yang berlangsung 22 hari dan menyebabkan banyak rumah, sekolah dan pusat kesehatan rusak. Beberapa pemerintah Arab telah menjanjikan dana untuk membangun kembali wilayah kantung di tepi pantai itu.

Sawan menyatakan upaya pembangunan kembali itu akan dimulai "dengan segera" dan bahwa jaminan Israel telah diperoleh dalam upaya untuk membawa peralatan pembangunan yang sangat penting masuk ke wilayah Palestina yang diblokade itu.

UNRWA, badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina, menyambut baik sumbangan Libya itu dalam pernyataan yang mengutip Peter Ford, wakil komisaris jenderal badan itu Filippo Grandhi.

"Dua-belas ribu pengungsi masih menunggu rumah mereka dibangun kembali, tinggal di rumah sewaan yang tak menyenangkan, berjejalan di rumah sewaan dengan kondisi yang mahal, atau dengan keluarga atau kamping di tempat terbuka."

"Sumbangan murah hati itu akan memungkinkan UNRWA untuk membuat perbedaan nyata bagi hidup ratusan keluarga," kata Ford seperti dikutip.

Tapi ia menekankan bahwa "langkah persetujuan Israel bagi proyek-proyek PBB akan menambah sekali pada apa yang terjadi ini", kata pernyataan itu.

"Kami memiiiki jaminan simpanan sangat besar proyek yang telah ditangguhkan, beberapa di antaranya lebih dari tiga tahun," katanya.

"Jika Libya dapat menjamin penambahan jumlah material bangunan yang diperbolehkan masuk ke Gaza, yang didukung dengan dana besar untuk menjamin material itu, maka hal itu merupakan pencapaian yang berarti dan sangat disambut baik. Untuk itu mereka pantas menerima terima kasih kami yang tulus."

Menurut Sawan, jaminan Israel itu diamankan setelah Yayasan Gaddhafi setuju untuk memgalihkan kapal bantuan tujuan Gaza pada pertengahan Juli lalu ke Mesir.

Putera Mommar itu mengatakan kepada sebuah surat kabar Arab pada waktu itu bahwa Israel akan membolehkan material bangunan dikirim oleh Libya ke Gaza.

Negara Yahudi itu, yang telah mempertahankan blokade ketat terhadap Gaza selama empat tahun terakhir, Juni lalu setuju untuk melonggarkan blokadenya dan membolehkan secara teliti semua barang "sipil" masuk Gaza.

Tapi Israel menekankan negara itu akan mempertahankan larangan pada barang-barang dua-penggunaan tertentu, yang diperkirakan akan mencakup material bangunan yang dapat digunakan untuk membuat roket dan bunker.

Kebijakan baru itu diikuti tekanan internasional yang meningkat segera sesudah serangan pasukan komando Israel pada 31 Mei yang menewaskan sembilan aktivis Turki yang naik sebuah kapal dalam konvoi bantuan dalam upaya untuk menembus blokade tersebut. (S008/K004)