Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mewaspadai kecenderungan inflasi akan meningkat tajam selama semester II 2010 namun pemerintah belum mengubah asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2010.

"Itu kita waspadai, tapi kita lihat bahwa inflasi lima plus minus satu persen masih kita pegang," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta, Senin.

Ia menyebutkan, hingga saat ini belum ada perubahan asumsi laju inflasi di APBNP 2010 sebesar 5,3 persen dan prognosa selama tahun 2010 sebesar lima plus minus satu persen.

"Ini yang kita lihat sama-sama, kalau ada perubahan kita sampaikan," katanya.

BPS mencatat inflasi Juli 2010 mencapai 1,57 persen, inflasi tahun kalender pada Juli 2010 mencapai 4,02 persen, dan inflasi year on year pada Juli 2010 mencapai 6,22 persen.

Menurut Menkeu, inflasi yang tinggi memang merupakan salah satu yang direspon pemerintah karena menurunkan daya beli masyarakat.

"Kita betul-betul ingin mencapai ketersediaan bahan kebutuhan dan mengupayakan agar distribusinya dapat lancar. Pemerintah kemarin sudah melakukan distribusi raskin untuk dua bulan dan melakukan operasi pasar," katanya.

Pemerintah berharap, langkah tersebut dapat menekan inflasi karena salah satu komponen yang disorot adalah kenaikan harga beras.

Sementara itu mengenai upaya percepatan penyerapan anggaran, Menkeu mengatakan, rapat kerja nasional presiden bersama pemerintah daerah beberapa waktu lalu membahas upaya tersebut.

"Kita lebih hati-hati membuat anggaran tahun 2011 ke depan, kita ingin APBN maupun APBD yang bereksinambungan. Telah dicapai kesepakatan oleh pusat dan daerah termasuk DPRD. Ini adalah kemajuan kita," katanya.(*)
(T.A039/R009)