Jakarta (ANTARA) - Anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR-RI, Paula Sinjal, mengatakan, musibah kecelakaan kapal motor pariwisata Bunaken yang menewaskan seorang anggota Komisi III DPR-RI dan seorang Notaris, merupakan pembelajaran berharga bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

"Musibah atau kecelakaan itu memang sulit dipredikisi. Tetapi, kunjungan rombongan Komisi III DPR-RI ke Sulawesi Utara (Sulut) yang makan korban jiwa ini juga perlu mendapat perhatian serius pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) setempat, terkait pembenahan infrastruktur pariwisatanya," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu malam.

Sebagai anggota Komisi I DPR-RI yang berasal dari daerah pemilihan (Dapil) Sulut, Paula Sinjal mengatakan, wafatnya Setya Permana (anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan) dan Ny Wahyu Nurani (istri anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Sutjipto), lalu ada lima anggota lainnya mengalami luka-luka serius, harus mendorong adanya perbaikan fasilitas pariwisata di Manado.

"Mereka (anggota DPR RI)teman-teman yang peduli dengan Sulut. Keterangan yang saya dapat dari seorang teman nelayan di sekitar lokasi musibah mengungkapkan, memang fasilitasnya belum bagus. Malah dikatakannya tempat parkir kapal pariwisata-nya amburadul. Tidak ada tempat parkir yang jelas," ungkapnya.

Karena itu, Paula Sinjal meningatkan, ini menjadi pembelajaran buat Pemerintah Daerah (Pemda) di Sulut, agar lebih berperhatian terhadap sektor pariwisata.

"Perhatikanlah tempat parkir armada pariwisata yang kurang aman dan juga beberapa fasilitas menyangkut keselamatan pengunjung atau pelancong yang masih minim lainnya," katanya.


Cuma Mampu Menjual

Paula Sinjal juga mengatakan, Pemda dan jajarannya serta dunia usaha pariwisata jangan hanya mampu menjual Manado sebagai kota pariwisata, tetapi fasilitas sebagai kota pariwisata dan keselamatan turis harus diperhatikan juga.

"Sebagai wakil rakyat utusan Sulut, saya terpukul sekali dengan musibah ini. Memang, selain kondisi alam yang belakangan tidak menentu, tapi memang perlu diperhatikan serius masalah fasilitas-fasilitas pariwisata kita itu. Saya mohon perhatian seriuslah," ujarnya lagi.

Seperti laporan ANTARA dari Manado, rombongan kedua almarhum baru saja kembali dari Pulau Bunaken.

Beberapa saat sebelum kapal yang ditumpangi bersandar di dermaga, datang ombak lebih dua meter menghantam, sehingga perahu terlempar ke batu.

Pada peristiwa yang berlangsung sekitar pukul 11.40 Waktu Indonesia bahagian Tengah (Wita) itu, dua anggota rombongan, Setya Permana dan Ny Wahyu Nurani teas, lalu lima lainnya, termasuk Nurdiman Munir (anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar) mengalami luka-luka.

"Ini tragis. Kami berdoa untuk datangnya penghiburan sejati dari Tuhan kepada kedua keluarga, dan harapan kami, semoga kebaikan dan bakti mereka, dapat diteruskan," tutur Paula Sinjal.


Tiba di Cengkareng

Sementara itu, dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, ANTARA mendapat informasi, jenazah Setya Permana dan Ny Wahyu Nurani telah tiba dan langsung dibawa ke rumah duka masing-masing.

Kedua jenazah diangkut dari Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, dengan menggunakan pesawat pada pukul 19.20 Wita, dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sekitar pukul 22.00 WIB.

Dua mobil jenazah telah disiapkan oleh keluarga masing-masing korban.

Dalam penjemputan kedua jenazah di Cengkareng, terlihat pula pimpinan fraksi kedua partai, juga Pimpinan Komisi III DPR-RI.

Jenazah Setya Permana langsung dibawa ke Bandung (untuk dimakamkan di TPU Sinaraga), sementara jenazah Wahyu Nurani disemayamkan di rumah duka di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Dari pihak DPP Partai Demokrat sendiri, menurut Paula Sinjal telah keluar pernyataan resmi berisi rasa belasungkawa atas wafatnya Setia Permana (anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan) dan Ny Wahyu Nurani Sutjipto, seorang Notaris yang merupakan istri dari Sutjipto (anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat) karena kecelakaan di Manado. (M036/K004)