Yogyakarta (ANTARA News) - Kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mempromosikan batik tulis produksi kalangan perajin yang menggunakan pewarna alami agar dikenal masyarakat.

"Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat UGM Yogyakarta mengikutkan batik produksi para perajin yang tergabung dalam Paguyuban Batik Nur Giri Indah Desa Tancep, Kabupaten Gunung Kidul, di pameran batik bertajuk `Penghormatan kepada Alam" di Yogyakarta, 5-18 Agustus 2010," kata koordinator pameran, Christa Adhi Dharma, di Yogyakarta, Jumat.

Ia mengatakan tema yang diangkat dalam pameran itu berdasarkan ciri khas batik Nur Giri Indah yang menggunakan pewarna alami untuk proses pembuatan batik yang kini mulai diminati kalangan konsumen ini, sedangkan bahannya semua berasal dari sekitar Desa Tancep.

"Penggunaan pewarna alami inilah yang menjamin hasil produksinya tidak mengganggu kesehatan lingkungan dan manusia," katanya.

Menurut dia, beberapa bahan yang digunakan sebagai pewarna alami, antara lain daun tom, daun mahoni, biji jalawe, kulit akar mengkudu, tunjung, dan akasia . Bahan alami ini sangat cocok untuk pembuatan batik karena tidak mengandung zat kimia.

"Batik Nur Giri Indah Desa Tancep merupakan satu kelompok industri batik tulis yang telah menggunakan pewarna alami sejak 1992. Paguyuban pembatik di desa ini tidak pernah menggunakan pewarna dari zat kimia," katanya.

Christa mengatakan produk yang dihasilkan paguyuban terdiri atas berbagai macam batik tulis dan cap kombinasi seperti kain, stola, kemeja, bantalan sofa, taplak, sprei bantal, guling, sapu tangan, tas, dan cenderamata.

"Selain menampilkan sejumlah koleksi batik warna alam Nur Giri Indah, para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Unit 27 UGM Yogyakarta juga akan mempersembahkan sebuah pameran fotografi dengan menghadirkan 20 karya terbaiknya," katanya.

Ia mengatakan pameran fotografi merupakan wujud dalam mengapresiasi hasil produksi Paguyuban Batik Nur Giri Indah Desa Tancep, Kabupaten Gunung Kidul, yang menggunakan pewarna alami untuk pembuatan batik.
(U.ANT-158/M008/P003)