"Seluruh gardu yang terdampak telah pulih. Gardu terakhir di Raijua berhasil dinyalakan," katanya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin.
Dia mengungkapkan kondisi geografis Pulau Raijua hanya dapat dijangkau dengan kapal kayu nelayan atau kapal cepat.
Dari Kupang perjalanan laut dilakukan ke Pulau Sabu dengan waktu tempuh selama 10 jam. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dari Pulau Sabu ke Pulau Raijua dengan waktu tempuh dua jam melawan ganasnya Laut Sawu.
Aliran listrik yang telah pulih di Raijua membuat aktivitas masyarakat dapat kembali normal dan geliat ekonomi bisa kembali bangkit.
“Ekonomi di lokasi bencana biasanya bangkit lebih baik sebelum terjadinya bencana karena masyarakat semakin produktif, pemakaian listrik meningkat dan ekonomi menggeliat,” tutur Huda.
Lebih lanjut dia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu mempercepat pemulihan kelistrikan di Nusa Tenggara Timur.
“Pemulihan ini tidak lepas dari kerja keras yang dilakukan oleh tim gabungan PLN sebanyak 1.812 personil. Kami berterima kasih atas dukungan seluruh stakeholder dan masyarakat, sehingga petugas dapat menyelesaikan perbaikan secara bertahap sampai pulau terdepan Raijua,” tambah Huda.
Baca juga: PLN hanya bangun pembangkit EBT setelah program 35.000 MW selesai
Baca juga: Dirut PLN sebut pemulihan kelistrikan di NTT ternyata jauh lebih cepat