Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) mengungkapkan, produksi listrik pada semester pertama 2010 mengalami pertumbuhan 10 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Direktur Energi Primer PLN Nur Pamudji di Jakarta, Kamis, mengatakan, pertumbuhan produksi listrik tersebut jauh di atas target sesuai rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) yang hanya tujuh persen.

"Dugaan kami, tingginya produksi listrik ini dikarenakan makin membaiknya pertumbuhan ekonomi," katanya.

Ia memperkirakan pertumbuhan produksi listrik sampai akhir tahun ini akan mencapai sebesar 8-9 persen.

Menurut dia, pertumbuhan listrik yang cukup besar itu disebabkan karena pada 2009 masih terimbas krisis ekonomi.

Nur mengatakan, produksi listrik semester pertama 2010 tercatat mencapai 83,3 tera Watt hour (TWh) atau 2,84 persen di atas target 81 TWh.

Sementara, realisasi produksi listrik selama semester pertama 2009 sebesar 75,7 TWh.

Menurut dia, kontribusi BBM terhadap produksi listrik 83,3 TWh mencapai 21 persen atau 4,7 juta kiloliter, batubara 47 persen (11,8 juta ton), gas 25 persen (156 miliar kaki kubik), panas bumi 5 persen, dan 10 persen.

Sedangkan asumsi kontribusi BBM terhadap produksi listrik 81 TWh adalah 16 persen (3,4 juta kiloliter), batubara 47 persen (13,9 juta ton), gas 24 persen (159 miliar kaki kubik), panas bumi 6 persen, dan air 7 persen.

Nur mengatakan, kenaikan konsumsi BBM dan penurunan pemakaian batubara itu dikarenakan adanya sejumlah pembangkit berbahan bakar batubara yang dijadwalkan beroperasi semester pertama, kemungkinan baru terealisasi semester kedua 2010.

Pembangkit-pembangkit itu di antaranya PLTU Indramayu sebesar 300 MW, Rembang 600 MW, dan Suralaya 600 MW.

Penyebab lain kenaikan konsumsi BBM adalah juga dikarenakan menutup pertumbuhan listrik yang cukup tinggi.

Nur menambahkan, konsumsi energi primer yang mengalami kenaikan signifikan adalah air.

"Kami mendapat berkah, karena semua PLTA bisa tetap beroperasi secara penuh saat ini yang seharusnya memasuki musim kemarau," katanya.

Ia mengatakan, wilayah Sumatera yang biasanya pasokan listrik PLTA berkurang karena memasuki musim kemarau, kini tidak lagi.(K007/A023)