Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi merosot meliwati angka Rp8.950 per dolar, karena pelaku pasar aktif melepas mata uang Indonesia, mereka khawatir dengan laju inflasi 2010 yang terus meningkat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun 18 poin menjadi Rp8.960-Rp8.970 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.942-Rp8.952.

Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, rupiah kembali terkoreksi, namun posisnya masih dibawah angka Rp9.000 per dolar.

Posisinya masih berada dalam koridor yang dikehendaki Bank Indonesia (BI) sehingga eksportir maupun importir masih dapat melakukan kegiatan usahanya, katanya.

Rupiah, menurut dia, hanya tinggal selangkah untuk kembali ke level Rp9.000 per dolar, namun untuk menuju ke sana diperkirakan agak sulit.

"Kami memperkirakan koreksi rupiah itu karena aksi profittaking saja, sedangkan pasar eksternal cenderung positif, " katanya.

Ia mengatakan, rupiah tertekan pasar, karena membaiknya dolar terhadap euro yang dipicu oleh data tenaga kerja AS yang tumbuh lebih baik dari perkiraan sebelumnya.

Euro terhadap dolar menjadi 1,3155 dari sebelumnya 1,3230. Dolar juga naik menjadi 86,26 yen dari 85,80 yen.

"Meski demikian rupiah sampai akhir pekan ini masih tetap berada dibawah angka Rp9.000 per dolar," ucapnya.

Edwin Sinaga mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah memang masih tinggi, karena berbagai isu negatif yang ada di pasar domestik menekan rupiah.

Namun peluang rupiah untuk kembali naik masih ada, apalagi BI masih mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) untuk yang ke-13 kali pada level 6,5 persen, ucapnya.
(h-CS/A024)