Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan Jembatan Sungai Bojo di Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), dalam rangka meningkatkan konektivitas.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan konektivitas antarwilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien. Dengan konektivitas yang semakin baik, perekonomian wilayah diharapkan akan meningkat.

“Konektivitas jalan dan jembatan yang semakin baik akan menunjang perekonomian masyarakat di kawasan sekitar. Untuk itu pembangunannya terus dilanjutkan dengan tetap memperhatikan protokol physical dan social distancing untuk pencegahan penyebaran COVID-19, misal pelaksanaan dengan tenaga kerja yang fit, terbatas jumlahnya dan tetap menjaga jarak aman,” kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Baca juga: Kementerian PUPR restorasi Sungai Sekanak Lambidaro, selesai tahun ini

Penanganan jembatan bertujuan untuk menjaga umur layanan jembatan sekaligus meningkatkan konektivitas antarwilayah serta memperlancar mobilitas masyarakat, transportasi, dan logistik di ruas Pangkep - Barru - Pare-pare.

Pemeliharaan Jembatan Sungai Bojo merupakan bagian dari pekerjaan long segment ruas Jalan Pangkep - Barru - Pare-pare senilai Rp19 miliar. Pekerjaan pemeliharaan meliputi perbaikan bagian atas jembatan seperti lantai jembatan yang sudah mulai retak dan gompal serta bagian bawah seperti balok anak dan balok induk yang keropos.

"Kami lakukan grouting dan patching terhadap kerusakan dan juga pengecatan beton pelengkung yang sifatnya protektif serta dilakukan penggantian siar muai di lapangan biar awet dan tahan lama yang sudah asphaltic plug diganti baja siku,” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan Muhammad Insan.

Baca juga: Menteri PUPR: Proyek Jembatan Batam-Bintan untuk pengembangan kawasan

Penanganan Jembatan Sungai Bojo direncanakan rampung pada akhir bulan ini. Dengan terselesaikannya pemeliharaan jembatan diharapkan akan menjaga umur layanan jembatan yang mulai beroperasi pada 2010 tersebut, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menghubungkan antar wilayah sehingga mengurangi biaya produksi.

"Output rehabilitasi jembatan (termasuk Jembatan Lampoko dan Jembatan Takalasi) sampai saat ini sudah 75 persen dan diperkirakan selesai pada akhir Mei," ujar Muhammad Insan.