Jakarta (ANTARA News- Bank Indonesia (BI) menyatakan akan terus mewaspadai mulai meningkatnya tekanan inflasi, terutama setelah laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai tingkat inflasi bulan Juli yang mencapai 1,57 persen (bulan ke bulan) atau 6,22 persen (tahun ke tahun).

Rapat dewan gubernur BI di Jakarta, Rabu menyatakan sumber tekanan inflasi terutama berasal dari kenaikan inflasi kelompok bahan-bahan makanan, khususnya beras, akibat ketidakpastian musim.

Sedangkan tekanan inflasi yang bersumber dari inflasi inti (core inflation) sejauh ini masih pada tingkat yang rendah didukung oleh terjaganya kecukupan respon penawaran terhadap peningkatan permintaan dan nilai tukar yang cenderung terapresiasi.

"Dengan demikian, Dewan Gubernur memandang bahwa sebagian besar faktor meningkatnya inflasi adalah musiman dan karenanya perlu menjaga agar hal ini tidak berdampak pada peningkatan ekspektasi inflasi ke depan," kata Direktur Perencanaan Strategis dan Humas Dyah MK Makhijani.

Selain inflasi, BI menilai stabilitas sistem keuangan masih terjaga didukung oleh kondisi sektor perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta membaiknya fungsi intermediasi perbankan.

Hal ini antara lain ditunjukkan oleh tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) perbankan saat ini yang mencapai 17,4 persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5,0 persen.

Peningkatan fungsi intermediasi perbankan juga tercermin pada angka pertumbuhan kredit yang sampai dengan akhir Juli 2010 tumbuh sebesar 19,6 persen (tahun ke tahun).

"Ke depan, Dewan Gubernur akan terus mencermati pertumbuhan kredit perbankan tersebut agar tetap dalam koridor pencapaian rencana pemberian kredit sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) terutama kredit untuk tujuan produktif, dan sejalan dengan peningkatan di sisi suplai perekonomian," katanya.

Hal ini ditempuh untuk memastikan agar peningkatan di sisi permintaan dapat diimbangi sisi penawaran secara memadai sehingga tidak menimbulkan tekanan inflasi yang berlebihan.

Bank Indonesia juga akan terus memperkuat langkah-langkah yang diperlukan termasuk penguatan koordinasi dengan Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka mengatasi tekanan inflasi.

Dalam kaitan ini, Dewan Gubernur memandang bahwa langkah-langkah untuk terus memperkuat efektivitas kebijakan moneter dalam mengelola ekses likuiditas dinilai sangat penting. Berbagai upaya yang ditempuh Bank Indonesia tersebut dalam rangka mendukung tercapainya sasaran inflasi tahun 2010 dan 2011 sebesar 5 persen plus minus 1 persen.
(ANT/P003)