KKP-PIMTI bagikan ikan beku kepada penghuni lapas di Tangerang
9 Mei 2021 21:39 WIB
Ahmad Fahir (kanan), Ketua Yayasan At Tawassud dari Bogor yang merupakan salah satu penerima bantuan ikan beku dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Program Bulan Mutu Karantina 2021 untuk mendukung protein masyarakat melalui konsumsi ikan dalam acara di halaman Lapas Kelas 2A di Tangerang, Banten. ANTARA/HO-Paguyuban PIMPI
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan serta Paguyuban PIMTI (Perempuan Indonesia Memajukan Tanah Air Indonesia) menyerahkan bantuan ikan beku ke lembaga pemasyarakatan di Tangerang, Banten.
Menurut keterangan pers Paguyuban PIMTI yang diterima Minggu, penyerahan bantuan ikan jenis kembung beku sebanyak satu ton tersebut yang dipusatkan di Lapas Kelas 2 A Tangerang, Sabtu (8/4) dan kegiatan itu untuk menyukseskan program Bulan Mutu Karantina 2021 yang mendukung peningkatan konsumsi ikan sebagai salah satu protein hewani terbaik.
Selain untuk penghuni Lapas Kelas 2 A Tangerang, sumbangan ikan beku secara simbolis yang dihadiri Kepala Kanwil Kemenkumham Banten Agus Toyib dan Ketua Paguyuban PIMTI Sri Puguh Budi Utami, juga dibagikan kepada sebanyak sembilan lembaga pemasyarakatan serta empat yayasan yang berada di Banten, DKI Jakarta, Bogor dan Bekasi.
Yuni Poerwanti, salah satu pengurus Paguyuban PIMPI yang juga menghadiri acara tersebut mengakui bahwa sumbangan satu ton ikan tersebut termasuk sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi hasil laut di Indonesia yang sebagian besar terdiri atas laut.
"Kami berharap untuk kesempatan berikutnya, akan semakin banyak sumbangan ikan beku bermutu yang bisa disumbangkan kepada warga binaan, tidak hanya di Banten, tapi juga di seluruh Indonesia," kata Yuni yang juga mantan deputi di Kemenpora itu.
Baca juga: KKP ajak masyarakat konsumsi ikan penuhi asupan protein saat puasa
Baca juga: KKP sebut pelatihan pengolahan hasil perikanan bakal lesatkan konsumsi
Yuni mengakui bahwa situasi yang terjadi di Tanah Air cukup ironis karena meski memiliki sumber daya alam yang melimpah, konsumsi ikan masyarakat Indonesia justru kalah jauh dengan negara lain seperti Jepang dan Singapura.
Angka konsumsi ikan masyarakat Indonesia memang menunjukkan kecenderungan peningkatan setiap tahunnya dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI terus mendorong masyarakat untuk mengonsumsi ikan hingga 62,50 kilogram per kapita per tahun di 2024 nanti.
Sampai saat ini, konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih terbilang rendah. Rata-rata, tingkat konsumsi ikan di Indonesia baru mencapai 41 kilogram (kg) per kapita per tahun. Meski mengalami kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di 37-38 kg per kapita per tahun, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia (70 kg per kapita per tahun) dan Singapura (80 kg per kapita per tahun), bahkan kalah telak
dengan Jepang (mendekati 100 kg per kapita per tahun).
Menurut Yuni salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang saat ini sedang berusaha diperangi adalah stunting, yang terjadi akibat kekurangan gizi dan ikan merupakan pilihan sumber protein yang baik untuk membantu mengatasi hal tersebut.
Sementara itu Ahmad Fahir, Ketua Yayasan At-Tawassuth dari Bogor yang ikut menerima sumbangan itu menyatakan bahwa ia berterima kasih atas bantuan ikan beku yang belum pernah diterima sebelumnya.
"Ini memang untuk pertama kalinya kami menerima bantuan berupa ikan beku dari KKP. Ikan sangat baik bagi perkembangan otak anak-anak yang kami bina di Bogor," kata Ahmad Fahir.
Baca juga: Ibu-ibu Paguyuban PIMTI bantu korban longsor Sukabumi
Baca juga: KKP gelar safari untuk tingkatkan konsumsi ikan nasional
Menurut keterangan pers Paguyuban PIMTI yang diterima Minggu, penyerahan bantuan ikan jenis kembung beku sebanyak satu ton tersebut yang dipusatkan di Lapas Kelas 2 A Tangerang, Sabtu (8/4) dan kegiatan itu untuk menyukseskan program Bulan Mutu Karantina 2021 yang mendukung peningkatan konsumsi ikan sebagai salah satu protein hewani terbaik.
Selain untuk penghuni Lapas Kelas 2 A Tangerang, sumbangan ikan beku secara simbolis yang dihadiri Kepala Kanwil Kemenkumham Banten Agus Toyib dan Ketua Paguyuban PIMTI Sri Puguh Budi Utami, juga dibagikan kepada sebanyak sembilan lembaga pemasyarakatan serta empat yayasan yang berada di Banten, DKI Jakarta, Bogor dan Bekasi.
Yuni Poerwanti, salah satu pengurus Paguyuban PIMPI yang juga menghadiri acara tersebut mengakui bahwa sumbangan satu ton ikan tersebut termasuk sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi hasil laut di Indonesia yang sebagian besar terdiri atas laut.
"Kami berharap untuk kesempatan berikutnya, akan semakin banyak sumbangan ikan beku bermutu yang bisa disumbangkan kepada warga binaan, tidak hanya di Banten, tapi juga di seluruh Indonesia," kata Yuni yang juga mantan deputi di Kemenpora itu.
Baca juga: KKP ajak masyarakat konsumsi ikan penuhi asupan protein saat puasa
Baca juga: KKP sebut pelatihan pengolahan hasil perikanan bakal lesatkan konsumsi
Yuni mengakui bahwa situasi yang terjadi di Tanah Air cukup ironis karena meski memiliki sumber daya alam yang melimpah, konsumsi ikan masyarakat Indonesia justru kalah jauh dengan negara lain seperti Jepang dan Singapura.
Angka konsumsi ikan masyarakat Indonesia memang menunjukkan kecenderungan peningkatan setiap tahunnya dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI terus mendorong masyarakat untuk mengonsumsi ikan hingga 62,50 kilogram per kapita per tahun di 2024 nanti.
Sampai saat ini, konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih terbilang rendah. Rata-rata, tingkat konsumsi ikan di Indonesia baru mencapai 41 kilogram (kg) per kapita per tahun. Meski mengalami kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di 37-38 kg per kapita per tahun, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia (70 kg per kapita per tahun) dan Singapura (80 kg per kapita per tahun), bahkan kalah telak
dengan Jepang (mendekati 100 kg per kapita per tahun).
Menurut Yuni salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang saat ini sedang berusaha diperangi adalah stunting, yang terjadi akibat kekurangan gizi dan ikan merupakan pilihan sumber protein yang baik untuk membantu mengatasi hal tersebut.
Sementara itu Ahmad Fahir, Ketua Yayasan At-Tawassuth dari Bogor yang ikut menerima sumbangan itu menyatakan bahwa ia berterima kasih atas bantuan ikan beku yang belum pernah diterima sebelumnya.
"Ini memang untuk pertama kalinya kami menerima bantuan berupa ikan beku dari KKP. Ikan sangat baik bagi perkembangan otak anak-anak yang kami bina di Bogor," kata Ahmad Fahir.
Baca juga: Ibu-ibu Paguyuban PIMTI bantu korban longsor Sukabumi
Baca juga: KKP gelar safari untuk tingkatkan konsumsi ikan nasional
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: