Jakarta (ANTARA News )- Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore turun 10 poin karena pelaku pasar masih melepas mata uang lokal itu, meski faktor positif dari eksternal cukup tinggi.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah menjadi Rp8.940-Rp8.950 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.930-Rp8.940.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan bahwa rupiah masih mendapat tekanan pasar, karena pelaku masih tetap melepas mata uang tersebut.

Pelaku masih mengindahkan faktor positif dalam upaya mencari untung, setelah rupiah menguat hingga di bawah angka Rp8.900 per dolar, katanya.

Rupiah, lanjut dia, memang terkoreksi namun relatif kecil, karena pelaku pasar hati-hati untuk melepas mata uang Indonesia itu lebih jauh.

Hal ini disebabkan membaiknya bursa Wall Street dan merosot dolar AS terhadap euro di pasar regional, ucapnya.

Menurut Rully Nova, rupiah masih dapat bergerak naik lagi, karena pelaku pasar khususnya asing masih tetap ingin bermain di pasar domestik, mereka akan melakukan investasi karena suku bunga rupiah yang dinilai tetap tinggi.

Pelaku asing semula sudah siap untuk masuk pasar melakukan pembelian, karena mereka memperkirakan suku bunga acuan (BI Rate) akan menguat minimal 0,25 persen.

Namun, BI kemungkinan akan tetap mempertahankan bunga BI Rate, karena kenaikan laju inflasi 2010 tidak begitu besar, ujarnya.

Indonesia, lanjut dia, dinilai masih merupakan pasar potensial yang masih dibutuhkan pelaku asing, karena itu peluang rupiah untuk naik masih ada.

Rupiah masih dapat bergerak naik lagi, karena investor asing masih tetap bermain di pasar domestik, ucapnya.
(T.H-CS/P003)