Ternate (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Ani memulai kunjungan kerja selama dua hari di Provinsi Maluku Utara.

Presiden dan rombongan yang bertolak dari Ambon, Maluku, setelah membuka Sail Banda 2010 tiba di Bandara Sultan Babullah, Ternate, Provinsi Maluku Utara, sekitar pukul 15.20 WIT, Selasa.

Kedatangan Presiden di Bandara Sultan Babullah, Ternate, disambut oleh Gubernur Maluku Utara Thaib Armayin beserta jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida).

Pada malam hari, pukul 19.30 WIT, Presiden dijadwalkan menghadiri jamuan selamat datang di Ballroom Gamalama, Hotel Bella International, tempat Kepala Negara dan rombongan menginap semalam sekaligus menerima gelar adat "Alam Ma Kokuta" (penyanggah alam) yang didahului dengan upacara adat Joko Kaha yang bermakna injak tanah.

Pada acara itu, Presiden yang baru pertama kali mengunjungi Provinsi Maluku Utara dalam dua periode masa jabatannya akan bertemu dengan jajaran pimpinan daerah, tokoh agama, tokoh adat, serta tokoh masyarakat provinsi penghasil barang tambang dan kayu itu.

Kepala Negara berada di Ternate untuk meresmikan perpindahan ibukota Provinsi Maluku Utara dari Ternate ke Sofifi yang berada di seberang Pulau Ternate berjarak tempuh sekitar 30 menit menggunakan kapal cepat.

Secara definitif, Maluku Utara yang diresmikan menjadi provinsi terpisah dari Maluku pada 12 Oktober 1999 melalui UU No 46 Tahun 1999 beribukota di Sofifi, Kecamatan Oba Utara, terletak di Bukit Gozale, poros pulau Halmahera.

Namun karena keterbatasan infrastruktur, ibukota sementara ditempatkan di Kota Ternate yang padat penduduk.

Setelah pembangunan cukup lama, kini Sofifi terletak berseberangan dengan Pulau Ternate telah menampung kantor Gubernur, Kantor DPR, Kejaksaan Tinggi, Kepolisian Daerah, serta kantor-kantor dinas pemerintah provinsi.

Namun para pegawai negeri yang rata-rata menetap di Pulau Ternate setiap hari harus menempuh perjalanan dengan kapal cepat dengan ongkos Rp30 ribu sekali jalan untuk sampai di kantor mereka.

Peresmian perpindahan ibukota Maluku Utara ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden Yudhoyono akan dipusatkan di Lapangan Ngaralamo, Kelurahan Salero, Kecamatan Kota Ternate Utara, Kota Ternate, pada Rabu 4 Agustus 2010 pukul 10.00 WIT.

Pada acara peresmian perpindahan ibukota itu, Presiden sekaligus menyaksikan penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2010 oleh beberapa bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada perwakilan debitor.

Bank BRI menggelontorkan KUR senilai Rp56,15 miliar untuk 5.636 debitur di Provinsi Maluku Utara, Bank BNI sebesar Rp31,981 miliar untuk 244 debitur, Bank BTN senilai Rp9,286 miliar untuk 61 debitur, Bank Mandiri Rp12,45 miliar untuk 42 debitur, dan Bank Maluku senilai Rp25 miliar untuk 1.660 debitur.

Presiden pada acara itu menyerahkan bantuan secara simbolis berupa paket wira usaha sarana produksi budidaya rumput laut senilai Rp4,4 miliar untuk 610 pembudidaya rumput laut masing-masing sebesar Rp6,5 juta, paket sektor pertanian berupa ayam, kambing, sapi, dan kakao senilai Rp11,7 miliar, serta dana bantuan sosial untuk pengembangan koperasi senilai Rp1,625 miliar untuk 34 kelompok usaha mikro dan koperasi.

Kepala Negara juga akan menyerahkan bantuan langsung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri tahun 2010 untuk Provinsi Maluku Utara senilai Rp118,08 miliar.

Bantuan akan diterima langsung oleh Gubernur Maluku Utara itu terdiri atas PNPM Mandiri pedesaan di 7 kabupaten meliputi 78 kecamatan sebesar Rp109,25 miliar, PNPM Mandiri perkotaan untuk dua kabupaten meliputi 14 kecamatan sebesar Rp7,64 miliar, serta PNPM Mandiri daerah tertinggal dan khusus di lima kabupaten pada 20 kecamatan senilai Rp1,19 miliar.

Presiden dan rombongan dijadwalkan meninggalkan Ternate pada Rabu siang 4 Agustus 2010 pukul 14.00 WIT dan sudah tiba kembali di Jakarta pada pukul 15.50 WIB.
(D013/A024)