New York (ANTARA News) - Dolar Amerika Serikat (AS) nilainya merosot terhadap mata uang kawasan Uni Eropa (euro) pada Senin (2/8) waktu setempat karena kepercayaan di zona euro kembali berkat laba bankdan data manufaktur yang mantap.

Euro meningkat menjadi 1,3179 dolar AS di New York pada 2140 GMT, dari 1,3054 dolar akhir Jumat.

"Dolar AS mengalami kemunduran," kata Brian Kim dari UBS, menggambarkan statistik industri Eropa yang kokoh untuk Juli sebagai salah satu pendorong.

Euro melampaui 1,31 dolar AS, karena pasar saham melonjak mendorong
pemain untuk mengambil risiko yang lebih dalam mata uang tunggal yang memberikan hasil lebih tinggi.

HSBC dan BNP Paribas sebelumnya melaporkan laba yang mantap, di sektor yang telah berada di kelesuan karena krisis fiskal Yunani.

Tapi, ada keraguan tentang berapa lama reli euro akan bertahan, dan Kim menghubungkan kelemahan euro sebelumnya dengan peningkatan manufaktur.

"Peningkatan eksportir zona euro telah diterima dari penyusutan euro sebelumnya yang akan menurun karena nilai tukar stabil," kata Kim.

Selain itu juga menunjuk lonjakan euro melambat.

"Meskipun kami percaya sentimen positif pasar telah berlanjut untuk berjalan, kami tetap curiga keuntungan euro terhadap dolar," kata Vassili Serebriakov, seorang penyiasat mata uang di Wells Fargo Bank.

"Penguatan sekarang dalam data ekonomi zona euro akan sulit

untuk bertahan terhadap latar belakang dari penghematan fiskal, sementara kita juga melihat pesimisme baru-baru ini terhadap ekonomi AS menjadi agak berlebihan."

Dolar melemah sedikit terhadap mata uang Jepang, menjadi 86,44 yen dari 86,47 yen pada Jumat.

Terhadap mata uang utama lainnya, dolar turun menjadi 1,0391 franc Swiss dari 1,0412, sementara pound Inggris naik menjadi 1,5891 dolar dari 1,5689 dolar AS.
(Uu.A026/A027/P003)