Jakarta (ANTARA) - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPSLB) PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) menunjuk Rudy Tanoesoedibjo sebagai direktur utama perseroan yang baru dan eks Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Robert Pakpahan sebagai komisaris independen.

Melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, RUPST yang dihadiri oleh 83,63 persen pemegang saham itu juga menunjuk Paulus Lo dan Gary Tanoesoedibjo sebagai direktur, serta Juliati Hadi dan Komjen Pol. (Purn) Dwi Priyatno sebagai komisaris.

"Tentunya dengan adanya manajamen ZBRA yang baru, hal ini dapat membawa perkembangan bisnis yang menjanjikan ke depannya," kata kata Mulyadi selaku Direktur Utama ZBRA dari manajamen lama.

Sebelumnya pada 26 Februari 2021, PT Trinity Healthcare (THC) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (PJBB) dengan pihak PT Infiniti Wahana (IW) selaku pemegang saham pengendali dalam ZBRA.

Diketahui bahwa sejumlah 665.186.134 saham dimana terdiri dari 3.400 saham seri A dengan nominal Rp500 per sahamnya dan 665.182.734 saham seri B dengan nilai nominal senilai Rp100 per sahamnya.

Selain itu, RUPST juga memberikan beberapa laporan penting maupun laporan kinerja perseroan seperti laporan keuangan yang telah berjalan di tahun 2020 kemarin. Pada laporan tersebut, perseroan juga mengalami penurunan keuangan akibat dampak pandemi COVID19.

Tentunya dengan adanya akuisisi oleh THC, ZBRA diharapkan bisa bangkit guna menjawab kebutuhan berbagai lini bisnis secara menyeluruh di Indonesia lewat masuknya PT Dos Ni Roha (DNR) dengan mengusung konsep bisnis yang menjanjikan ke depannya.

Setelah itu, ZBRA juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menentukan arah bisnis ZBRA ke depannya.

RUPSLB dibuka oleh Robert Pakpahan selaku Komisaris Independen ZBRA yang telah ditetapkan oleh seluruh pemegang saham dan kuasa pemegang saham pada acara RUPST sebelumnya.

Pada sesi pembahasan, perseroan menyampaikan bahwa pengendali baru ingin memindahkan kedudukan perseroan di daaerah Jakarta Selatan. Hal itu dilakukan agar dapat mempercepat proses bisnis yang ada.

Tak hanya sampai di situ, perseroan juga ingin mengembangkan konsep bisnis integrated end-to-end supply chain solution lewat DNR bersama dengan unit usaha di bawahnya yaitu DNR Distribution, iStoreiSend Indonesia (SSI), MTG, DPORT, dan juga BIG.

Manajemen baru dari ZBRA juga menyampaikan akan melakukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau yang biasa juga dikenal dengan "right issue".

Right issue ini dilakukan oleh pihak perseroan guna bisa mendapatkan modal tambahan bagi perusahaan agar bisa menambah kinerja perusahaan maupun memperluas perseroan dalam perjalanan bisnisnya.

Baca juga: DNR Distribusi ditunjuk jadi distributor resmi vaksin Sinovac
Baca juga: Anak usaha Kimia Farma Phapros raih dua penghargaan TOP CSR Awards
Baca juga: Emiten peralatan medis Itama Ranoraya bagi dividen Rp18 miliar