Dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar RI di London yang diterima di Jakarta, Jumat, dikatakan bahwa Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Kementerian Perhubungan RI dan University of Nottingham telah melakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) sebagai salah satu langkah pengembangan potensi teknologi kendaraan listrik di Indonesia.
Kedua institusi tersebut pun akan melakukan kerja sama riset dan pertukaran akademik.
“Melalui kerja sama penguatan kapasitas sumber daya manusia, daya saing Indonesia diharapkan terus meningkat. Khususnya dalam mencapai komitmen pembangunan berkelanjutan dan transportasi rendah karbon melalui pengembangan kendaraan listrik,” kata Duta Besar RI untuk Inggris Raya, Desra Percaya, dalam sambutan pembuka penandatanganan kesepakatan yang dilakukan pada Kamis (6/5).
Dia berharap agar penandatanganan LoI tersebut dapat mendorong solusi praktis dalam upaya pemerintah untuk mengembangkan kendaraan listrik berbasis kerja sama riset antara kedua negara.
Selain Dubes Desra, penandatanganan yang dilakukan secara virtual itu --oleh Direktur PKTJ, Siti Maimunah, dan Pro-Vice-Chancellor Global Engagement University of Nottingham, Robert Mokaya-- turut disaksikan oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi.
Menhub mengatakan bahwa pemerintah memberikan berbagai insentif untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, guna mendukung pencapaian keamanan energi nasional.
Dia pun menyampaikan harapannya terhadap langkah yang dapat diambil menyusul penandatanganan LoI tersebut.
“Saya memiliki ekspektasi tinggi bahwa penandatanganan LoI ini akan menjadi langkah awal untuk kerja sama riset dalam membangun purwarupa (prototype) kendaraan listrik, serta mendukung sumber daya manusia Indonesia di bidang transportasi, dalam rangka mendorong pencapaian Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor kendaraan listrik,” ujarnya.
Acara penandatanganan itu juga diikuti dengan rekomendasi kebijakan dan identifikasi kerja sama mendatang melalui gelaran Focus Group Discussion (FGD) bertema “Sustainable Transportation for Low-Carbon and Resilient Future”, yang diikuti oleh 300 pemangku kepentingan dari Indonesia dan Inggris.
FGD telah mengidentifikasi berbagai potensi kolaborasi konkret ke depan antara Indonesia dan Inggris dalam pengembangan teknologi kendaraan listrik, khususnya bidang riset bersama, serta penguatan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri.
Berbagai bidang yang potensial untuk dikerjasamakan ke depan mencakup proses manufaktur baterai EV, rantai penggerak (drivetrain) dan propulsi listrik, desain industri, serta ekosistem energi hijau.
Baca juga: Indonesia, Inggris sepakati MoU tingkatkan perdagangan bilateral
Baca juga: Temui Menkes RI, Menlu Inggris tegaskan kerja sama atasi pandemi