Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mega Tbk mencetak laba bersih pada kuartal I 2021 sebesar Rp747 miliar, tumbuh 11,6 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp669 miliar, yang diperoleh dari bunga bersih yang naik sebesar 17,8 persen (yoy) menjadi Rp1,2 triliun.

"Selain pendapatan bunga bersih, pendapatan laba Bank Mega juga disebabkan oleh keberhasilan kami dalam menurunkan biaya operasional sebesar 22,6 persen year on year menjadi Rp686 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp887 miliar," ujar Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib melalui keterangan di Jakarta, Jumat.

Pada Maret 2021 total aset Bank Mega turun sebesar 0,5 persen (year to date/ytd) menjadi Rp111,6 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) turun sebesar 0,9 persen.

Sedangkan komposisi rasio dana murah atau CASA membaik menjadi 31 persen dibandingkan akhir 2020 sebesar 28 persen, ditopang ditopang oleh giro yang tumbuh sebesar 25,6 persen (ytd) menjadi Rp10,7 triliun.

Baca juga: OJK: Kredit masih terkontraksi, namun ada tanda-tanda perbaikan

Sementara penyaluran kredit tumbuh sebesar 1,6 persen menjadi Rp49,3 triliun ditopang kredit korporasi yang tumbuh 3,7 persen menjadi Rp27,2 triliun pada Maret 2021.

Kostaman menambahkan keberhasilan inovasi digital dan otomasi mendorong membaiknya rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 62,17 persen pada Maret 2021.

Selain itu tercatat perbaikan rasio kecukupan modal (CAR) menjadi 26,6 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 24,7 persen. Kredit bermasalah atau NPL membaik Maret 2021 menjadi 1,3 dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,55 persen.

Baca juga: OJK optimistis kredit bermasalah tidak tembus 5 persen

Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB), lanjut Kostaman, pada 2021 Bank Mega tetap optimistis tumbuh di tengah pandemi COVID-19.

Laba bersih perseroan tahun ini ditargetkan mencapai Rp3,5 triliun atau meningkat 16 persen dibandingkan 2020. Pertumbuhan kredit ditargetkan sebesar 10 persen atau menjadi Rp53,1 triliun

Sementara itu pertumbuhan DPK ditargetkan sebesar 8 persen atau menjadi Rp85,5 triliun. Sedangkan aset Bank Mega ditargetkan mencapai Rp118,7 triliun pada akhir 2021 atau meningkat 6 persen dibandingkan 2020.

Baca juga: BI lanjutkan bauran kebijakan akomodatif dongkrak pemulihan ekonomi