Rupiah menguat seiring masih tertekannya imbal hasil obligasi AS
7 Mei 2021 10:04 WIB
Ilustrasi - Pekerja menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, melanjutkan penguatan seiring masih tertekannya imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
Pada pukul 9.55 WIB, rupiah menguat 42 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp14.277 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.319 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjensdra di Jakarta, Jumat, mengatakan, rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini.
"Penguatan didukung oleh yield treasury AS yang masih tertekan dan optimisme pemulihan ekonomi global. Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun masih berada di bawah level 1,6 persen sehingga memberikan tekanan terhadap dolar AS.
"Hasil rapat moneter semalam, Bank Sentral Inggris juga menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi Inggris tahun ini di atas level sebelum pandemi," kata Ariston.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.300 per dolar AS hingga Rp14.280 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.350 per dolar AS.
Pada Kamis (6/5) lalu, rupiah ditutup menguat 116 poin atau 0,8 persen ke posisi Rp14.319 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.435 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat 59 poin
Baca juga: Rupiah ditutup menguat didorong perbaikan ekonomi domestik
Baca juga: Rupiah menguat seiring tertekannya imbal hasil obligasi AS
Pada pukul 9.55 WIB, rupiah menguat 42 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp14.277 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.319 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjensdra di Jakarta, Jumat, mengatakan, rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini.
"Penguatan didukung oleh yield treasury AS yang masih tertekan dan optimisme pemulihan ekonomi global. Nilai tukar regional juga terlihat menguat terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun masih berada di bawah level 1,6 persen sehingga memberikan tekanan terhadap dolar AS.
"Hasil rapat moneter semalam, Bank Sentral Inggris juga menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi Inggris tahun ini di atas level sebelum pandemi," kata Ariston.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.300 per dolar AS hingga Rp14.280 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.350 per dolar AS.
Pada Kamis (6/5) lalu, rupiah ditutup menguat 116 poin atau 0,8 persen ke posisi Rp14.319 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.435 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat pagi menguat 59 poin
Baca juga: Rupiah ditutup menguat didorong perbaikan ekonomi domestik
Baca juga: Rupiah menguat seiring tertekannya imbal hasil obligasi AS
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: